SINAR HARAPAN - KASUS kematian sedikitnya 51 imigran tewas dan terperangkap di dalam truk trailer tertutup di Texas, Amerika Serikat menunjukkan titik terang.
Dua warga Meksiko menjadi tersangka dalam kata pihak berwenang, pada Selasa, 28 Juni 2022.
Para korban, terdiri dari 39 pria dan 12 wanita ditemukan tewas pada Senin, 27 Juni 2022 di pinggiran San Antonio, Texas, dalam tragedi penyelundupan manusia paling mematikan itu.
Baca Juga: FBI Serbu Sinagoge di Texas untuk Bebaskan Sandera
Kedua tersangka yang bernama Juan Francisco D'Luna-Bilbao dan Juan Claudio D'Luna-Mendez pernah didakwa atas kepemilikan senjata api ketika tinggal di AS secara ilegal.
Hal ini terungkap menurut dokumen pengadilan dan pihak berwenang.
Para penyidik melacak STNK truk itu ke sebuah alamat di San Antonio yang kemudian mereka awasi. Kedua tersangka ditangkap secara terpisah ketika mereka keluar dari tempat itu.
Baca Juga: Thailand Tahan 19 Nelayan RI yang Tangkap Ikan Ilegal Dekat Phuket
Tersangka ketiga, seorang warga AS yang mengemudikan truk itu, juga dibawa ke tahanan dan akan diseret ke pengadilan.
Namun, dia masih dirawat di rumah sakit hingga Selasa malam, kata seorang pejabat Meksiko.
Truk trailer tersebut diparkir di pinggiran San Antonio. Di kawasan itu, suhu udara mencapai 39,4 derajat Celcius.
Baca Juga: AS Peringatkan Soal Ekstremisme Setelah Serangan Sinagoge di Texas
Mayat-mayat ditemukan di dalam kendaraan itu dan berserakan di beberapa blok, setelah pintu belakang trailer dibuka, menurut seorang penegak hukum setempat, Selasa.
Pihak berwenang mengatakan tidak ditemukan persediaan air atau alat pengatur suhu di dalam truk itu.
Para pejabat mengatakan ada 'tumpukan mayat' dan tubuh beberapa migran terasa panas saat disentuh.
"Sulit untuk dikatakan," kata Wali Kota San Antonio Ron Nirenberg kepada MSNBC.
Dia menambahkan bahwa masyarakat di wilayahnya bergantung pada migran karena kekurangan pekerja. "Ini adalah tragedi yang sulit dijelaskan," katanya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Selasa mengatakan insiden itu 'mengerikan dan memilukan'.
Baca Juga: Keluarga Korban Penembakan Sekolah Texas Menuntut Produsen Senjata Secara Hukum
"Mengeksploitasi orang-orang yang rentan demi keuntungan adalah hal yang tercela," kata Biden.
Dia bersumpah akan menindak perusahaan-perusahaan penyelundup bernilai miliaran dolar.
Ini telah ikut memicu rekor jumlah migran yang menyeberangi perbatasan Amerika Serikat Meksiko sejak dia menjabat pada Januari 2021.
Baca Juga: Astaga, 46 Migran Ditemukan Tewas Secara Tragis Tertumpuk dalam Truk di Pinggiran Texas
Sedikitnya 27 warga Meksiko, tiga Guatemala, dan empat Honduras diyakini menjadi korban tewas dalam insiden itu, menurut para pejabat dari ketiga negara tersebut.
Belum ada informasi tentang kewarganegaraan para korban yang lain.***
Artikel Terkait
Kedutaan Besar Qatar di Paris Diserang, Satu Orang Diamankan, Seorang Petugas Keamanan Tewas
India Dilanda Banjir Bandang, 1.800 Desa Terendam, Sedikitnya 25 Tewas, dan 650 Ribu Orang Mengungsi
Pria Bersenjata Menembak Membabi Buta di Sekolah Dasar, 2 Orang Kritis, 1 Guru dan 14 Anak Tewas
Seorang Remaja Palestina Berusia 15 tahun Tewas Ditembak Militer Israel di Tepi Barat
Terjadi Lagi! Seorang Pria Menembakkan Senjata di Klinik Tulsa AS, Tiga Orang Tewas
Kembali Terjadi, Penembakan Massal di Area Parkir Gereja Iowa AS, 3 Orang Tewas
Putin Beri Santunan 5 Juta Ruble kepada Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina dan Suriah
Tangmo Nida Telah Dikremasi, Berikut Rangkuman Kasus Kematiannya Sejak Ditemukan Tewas di Chao Phraya
Bangladesh Dilandar Banjir: Empat Juta Orang Mengungsi, 41 Orang Tewas Akibat Longsor dan Tersambar Petir
Gempa Mengguncang Afghanistan, 1.500 Orang Luka dan Sedikitnya 1.000 Orang Tewas