SINAR HARAPAN - PEMERINTAH Rusia tidak dapat menjamin bahwa mantan prajurit Amerika yang ditangkap di Ukraina tidak akan menghadapi hukuman mati, ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Ini dikatakannya dalam sebuah wawancara dengan televisi NBC yang ditayangkan pada hari Senin, 21 Juni 2022 seperti dikutip dari Tass.
"Saya tidak bisa menjamin apa-apa. Itu tergantung pada penyelidikan," katanya.
Saat itu ketika Dmitry Peskov ditanya apakah dia bisa menjamin bahwa tawanan perang AS tidak akan menghadapi nasib yang sama seperti warga Inggris Aiden Aslin.
Warga Inggris Aiden Aslin, Shaun Pinner, dan warga negara Maroko Brahim Saadoun sebelumnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Republik Rakyat Donetsk.
The Daily Telegraph pekan lalu melaporkan bahwa dua mantan tentara AS Alexander Drueke dan Andy Huynh ditangkap di dekat Kharkov.
Baca Juga: Vodka 'Airmata Zelensky' Dijual di Rusia, Begini Penampakannya
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada 16 Juni bahwa pihaknya siap untuk terlibat dengan Rusia mengenai warga negara AS yang mengambil bagian dalam permusuhan di Ukraina.
Departemen Luar Negeri AS juga sekali lagi sangat menyarankan orang Amerika untuk tidak pergi ke Ukraina.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari kepala republik Donbass.
Baca Juga: Jurnalis Rusia Pemenang Nobel Perdamaian Jual Medalinya untuk Bantu Anak-anak Ukraina
Barat membalas keputusan Rusia dengan memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap negara itu dan meningkatkan pengiriman senjata ke Kiev.***
Artikel Terkait
Zelensky Tak Bersedia Bertemu Siapa pun dari Rusia, Kecuali Presiden Vladimir Putin
Zelensky Murka, Tolak Mentah-mentah Usulan Serahkan Wilayah dan Buat Konsesi dengan Putin
Putin Mengancam Menyerang Target Baru Jika Ukraina Disuplai AS Rudal Jarak Jauh
Nord Stream 1 Disebut Jadi Senjata Putin dalam Melemahkan Ukraina dan Melawan Eropa
Putin Beri Santunan 5 Juta Ruble kepada Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina dan Suriah