SINAR HARAPAN - JURU bicara Duma Negara Vyacheslav Volodin pada Sabtu, 11 Juni 2022 berpendapat bahwa negara-negara yang sejauh ini menolak untuk berpartisipasi dalam 'perang sanksi' didorong untuk membentuk kelompok G8 baru bersama Moskow.
Rusia sendiri sebenarnya telah menjadi bagian dari 'G8' yang dibentuk negara-negara barat, namun partisipasi negara itu dalam blok tersebut ditangguhkan.
"Kelompok delapan negara yang tidak berpartisipasi dalam perang sanksi: China, India, Rusia, Indonesia, Brasil, Meksiko, Iran, Turki dalam hal PDB di PPP adalah 24,4 persen di depan kelompok lama," tulis Volodin dalam postingan Telegram.
Baca Juga: Menu Big Mac McD yang Legendaris Hilang! McDonald's di Rusia Dibuka Kembali dengan Nama Baru
Pemimpin Rusia itu juga mengklaim bahwa ekonomi anggota G7 terus 'retak' di bawah beban sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
"Ekonomi AS, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada terus retak di bawah beban sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia: pada kuartal pertama 2022, PDB AS mencatat 1,5 penurunan PDB, dan inflasi ke tingkat maksimum sejak Desember 1981, mencapai 8,6," tulis Vyacheslav Volodin.
AS dan negara-negara G7 lainnya, yaitu Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada menurutnya telah mendorong negara-negara lain dengan tangan mereka sendiri.
Baca Juga: Invasi Rusia di Ukraina Menambah Ketegangan di 9 Negara Bersenjata Nuklir
"Tenggelam dalam istilah ekonomi, Amerika Serikat terus menciptakan ketegangan di dunia. Mereka melakukan segalanya untuk menyelesaikan masalah mereka dengan mengorbankan orang lain," kata Volodin.
"Dan ini pasti akan menyebabkan hilangnya hegemoni di dunia," ujarnya.
Menurutnya, 'G8 baru' terdiri dari 'negara-negara yang ingin membangun dialog yang setara dan hubungan yang saling menguntungkan'.
Baca Juga: Kanada Telah Menyita Aset dan Memblokir Rp9,31 T Total Transaksi Rusia
Sebelumnya pada hari Jumat, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia memiliki kesempatan untuk membangun kemitraan tidak hanya dengan China dan India, tetapi juga dengan Amerika Latin, serta Afrika, yang 'masih tidur, tetapi akan bangun', kata Putin.
Artikel Terkait
100 Hari Invasi, Zelensky Sebut Rusia Kuasai 20 Persen Tanah Ukraina
100 Hari Invasi Rusia, UNHCR Sebut Hampir 7 Juta Orang Mengungsi Keluar Ukraina
100 Hari Invasi Rusia di Ukraina: Solusi Damai Kian Buram, Donbas Kini Jadi Medan Perang Brutal
Putin Beri Santunan 5 Juta Ruble kepada Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina dan Suriah
Dubes Rusia Sebut Kehadiran Putin di KTT G20 Bali Masih Tunggu Perkembangan