SINAR HARAPAN - PRESIDEN Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dia 'belum' memutuskan apakah dia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
Dikutip dari Al Jazeera, hal ini dikatakannya pada hari Sabtu, 13 Juni 2022 di tengah penolakan terhadap kemungkinan perjalanan dari legislator Partai Demokrat dan kelompok HAM.
Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media lokal pekan lalu bahwa Biden merencanakan perjalanan ke Arab Saudi, bersama dengan perjalanan ke Eropa dan Israel pada akhir Juni.
Biden menyebut Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sebagai 'paria' atas perannya dalam pembunuhan lawan politik dan warga AS Jamal Khashoggi di Turki pada 2018.
Pemerintah Saudi telah membantah keterlibatan putra mahkota.
Ditanya oleh seorang reporter di Albuquerque, New Mexico pada hari Sabtu apakah dia akan menggunakan kemungkinan perjalanan ke Timur Tengah untuk mengamankan kesepakatan guna meningkatkan hubungan Saudi-Israel, Biden mengatakan: “Kita lihat saja.”
Baca Juga: Pesawat Pribadi Masuki Wilayah Rumah Peristirahatannya, Presiden Biden dan Istrinya Diungsikan
Kunjungan potensial ke Arab Saudi kemungkinan akan ditujukan untuk memperkuat hubungan dengan negara itu mengingat Biden berusaha menemukan cara untuk menurunkan harga bensin di AS.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Jumat bahwa AS tidak akan mengabaikan perilaku yang terjadi sebelum kepresidenan Biden.
Namun 'penting juga untuk mengarahkan kembali - tetapi tidak merusak - hubungan dengan Arab Saudi', mencatat peran negara itu sebagai mitra strategis AS selama delapan dekade.
Baca Juga: China Disebut Makin Agresif di Asia, Biden Akan Libatkan Militer Jika Taiwan Diserang
Tiga belas kelompok hak asasi manusia mengirim surat bersama kepada Biden pada hari Kamis, 9 Juni 2022 menolak pertemuan Biden dengan putra mahkota Saudi.
Pertemuan keduanya dipandang berisiko mendorong pelanggaran baru dan semakin memperkuat impunitas di kerajaan Arab Saudi.
Mereka mengatakan Biden harus memastikan bahwa otoritas Saudi membuat komitmen nyata tentang hak asasi manusia sebelum kunjungan presiden AS.***
Artikel Terkait
Rusia Sebut Punya Bukti AS Danai Senjata Biologis di Ukraina, Biden: Omong Kosong
Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20, Bila Indonesia Tak Setuju, Ukraina Perlu Hadir
Biden: Putin Tak Bisa Tetap Berkuasa
Biden Sebut Putin 'Diktator' yang Melakukan 'Genosida' di Ukraina
Bantuan Vaksin COVID 19 dari AS Ditolak Korut, Biden Kirim Pesan 'Halo' ke Kim Jong Un