SINAR HARAPAN - Korea Selatan dan Amerika Serikat pada Senin menembakkan delapan rudal darat-ke-darat di lepas pantai timur Korsel.
Hal ini dilakukan setelah Korea Utara meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek pada Minggu, 5 Juni 2022, menurut pejabat Korsel.
Kantor berita Yonhap yang mengutip militer Korsel melaporkan peluncuran delapan rudal itu berlangsung sekitar 10 menit mulai pukul 04.45 waktu setempat (02.45 WIB) sebagai tanggapan atas delapan rudal yang ditembakkan oleh Korut pada Minggu 5 Juni 2022.
Baca Juga: Putin Mengancam Menyerang Target Baru Jika Ukraina Disuplai AS Rudal Jarak Jauh
Peluncuran itu merupakan unjuk 'kemampuan dan kesiapan untuk melakukan serangan presisi' terhadap sumber peluncuran rudal atau pusat komando dan dukungan Korut, menurut laporan Yonhap.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel membenarkan bahwa delapan rudal taktis angkatan darat (ATACMS) telah ditembakkan.
Komando Indo-Pasifik AS mengatakan delapan rudal itu terdiri satu rudal dari angkatan darat AS dan tujuh rudal dari Korsel.
Baca Juga: Serangan Rudal Sebabkan Kebakaran di Tank Utama Kilang Minyak Irak
"Aliansi Korsel-AS tetap berkomitmen untuk perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan di seluruh Indo-Pasifik. Komitmen AS untuk membela Korsel tetap kuat," kata komando AS itu dalam sebuah pernyataan.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol telah berjanji untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap Korut.
Pada pertemuan tingkat tinggi pada Mei di Seoul, Yoon juga sepakat dengan Presiden AS Joe Biden untuk meningkatkan latihan militer bersama dan meningkatkan postur pertahanan gabungan Korsel-AS.
Baca Juga: Zelensky Mengutuk Serangan Rudal Rusia di Kramatorsk: Kejahatan Ini Memang Tak Punya Batas
Rudal balistik jarak pendek Korut, yang ditembakkan ke arah laut di lepas pantai timurnya pada Minggu, 5 Juni 2022, mungkin merupakan uji coba tunggal terbesarnya dan dilakukan sehari setelah Korsel dan AS menyelesaikan latihan militer bersama.
Latihan militer itu untuk pertama kalinya melibatkan kapal induk AS sejak lebih dari empat tahun lalu.
Jepang dan AS juga melakukan latihan militer bersama pada Minggu sebagai tanggapan atas uji coba rudal terbaru Korut.
Baca Juga: Rusia Akui Gunakan Kinzhal, Rudal Hipersonik untuk Serangan di Ukraina
Korut menyebut latihan militer bersama AS-Korsel sebelumnya sebagai contoh dari 'kebijakan bermusuhan' Washington yang terus diterapkan terhadap Pyongyang meskipun AS berbicara tentang diplomasi.
Pada 2022, Korut telah melakukan serangkaian peluncuran rudal, mulai dari uji coba rudal hipersonik hingga rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun.
Korut melanjutkan kebiasaan untuk tidak melaporkan peluncuran rudal di media pemerintah, yang menurut beberapa analis dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mereka melakukannya sebagai bagian dari latihan militer rutin.
Baca Juga: Penjaga Pantai Jepang: Korea Utara Diduga Kembali Tembakkan Rudal Balistik
Pejabat AS dan Korsel baru-baru ini juga memperingatkan bahwa Korut tampaknya siap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir pertama kali sejak 2017.
Peluncuran rudal oleh pasukan gabungan Korsel-AS juga untuk menanggapi uji coba Korut itu, yang menurut kedua negara bersekutu itu merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pada Mei, AS menyerukan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korut atas peluncuran rudal balistiknya. Namun, China dan Rusia memveto usulan AS tersebut.
Baca Juga: Aduh, India Akui Teledor Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan
Untuk pertama kalinya suara di Dewan Keamanan PBB terhadap Korut terbelah sejak mereka menjatuhkan sanksi terhadap Korut pada 2006 saat negara itu melakukan uji coba nuklir pertamanya.***
Artikel Terkait
AS Desak Korut Fokus pada Kebutuhan Rakyatnya, Bukan Rudal
Korut Sesumbar "Guncang Dunia" Lewat Uji Rudal yang Dapat Serang AS
Pasukan Rusia Tembakkan Rudal ke Kota-kota di Ukraina
Jerman Pasok Ukraina 1.000 Senjata Anti-Tank dan 500 Rudal
Tembakan Rudal ke Markas Militer, Lebih dari 70 Tentara Ukraina Tewas