SINAR HARAPAN - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Barat untuk berhenti 'bermain-main' dengan Rusia dan menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Moskow untuk mengakhiri 'perang tidak masuk akal' di Ukraina.
"Ukraina akan selalu menjadi negara merdeka dan tidak akan hancur. Satu-satunya pertanyaan adalah berapa harga yang harus dibayar rakyat kami untuk kebebasan mereka, dan berapa harga yang akan dibayar Rusia untuk perang tidak masuk akal melawan kami ini," kata Zelensky dalam sebuah pidato yang disampaikan Kamis malam, 26 Mei 2022.
Kritik Zelensky terhadap Barat meningkat dalam beberapa hari terakhir ketika Uni Eropa (EU) lamban memutuskan kemungkinan embargo minyak Rusia.
Baca Juga: Zelensky Murka, Tolak Mentah-mentah Usulan Serahkan Wilayah dan Buat Konsesi dengan Putin
Saat ini ribuan pasukan Rusia mencoba mengepung dua kota utama di timur, Sievierodonetsk dan Lysychansk.
Tiga bulan setelah menginvasi Ukraina, Rusia sudah menghentikan serangannya di Kiev dan berusaha merebut kendali atas wilayah industri Donbas di bagian timur, yang diketahui mendukung pemberontakan separatis sejak 2014.
"Peristiwa bencana yang sedang berlangsung masih bisa dihentikan jika dunia memperlakukan situasi di Ukraina seolah-olah menghadapi situasi yang sama, jika kekuatan yang ada tidak bermain-main dengan Rusia tetapi benar-benar mendesak untuk mengakhiri perang," kata Zelensky.
Baca Juga: Zelensky Tak Bersedia Bertemu Siapa pun dari Rusia, Kecuali Presiden Vladimir Putin
Ia mengeluhkan ketidaksepakatan di kalangan anggota EU tentang sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan bertanya mengapa beberapa negara dibiarkan menghalangi rencana tersebut.
Zelensky mengatakan Rusia menerima 1 miliar euro (sekitar Rp15,65 triliun) per hari dari Uni Eropa untuk pembayaran pasokan energi. Dia bertanya butuh berapa minggu bagi EU untuk menyepakati sanksi keenamnya terhadap Rusia.
Negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat telah memberi Ukraina persenjataan jarak jauh, termasuk howitzer M777 dari Washington dan rudal antikapal Harpoon dari Denmark.
Baca Juga: Donbas Hancur Luluh Lantak, Zelensky Sebut Rusia Lakukan Pembersihan Etnis
Washington bahkan mempertimbangkan melengkapi Ukraina dengan sistem roket yang mampu menjangkau ratusan kilometer, dan telah berdiskusi dengan Kiev tentang bahaya eskalasi jika menyerang jauh ke Rusia, kata AS dan para pejabat diplomatik kepada Reuters.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow berharap Ukraina menerima tuntutannya dalam setiap pembicaraan damai di masa depan.
Ia ingin Kiev mengakui kedaulatan Rusia atas semenanjung Krimea yang dicaplok oleh Moskow pada 2014, dan kemerdekaan wilayah yang diklaim oleh kelompok separatis.***
Artikel Terkait
Zelensky: Dokumen Perdamaian Rusia Ukraina Bisa Terdiri dari Dua Perjanjian Terpisah
Zelensky Peringatkan Dunia: Waspada, Setelah Ukraina Putin Berencana Mengincar Negara Lain
Zelensky: Ukraina Akan Merebut Kembali Wilayah yang Diduduki Segera Setelah Menerima Senjata dari Mitra Barat
Zelensky Bicara dengan Jokowi: Diskusikan Masalah Pangan dan Apresiasi Undangan untuk Hadiri KTT G20 Bali
Zelensky Tegaskan Ukraina Tak Takut dengan Militer Rusia dan Separatis di Moldova