SINAR HARAPAN - PRESIDEN Rusia Vladimir Putin, pada Kamis, 21 Maret 2022 memerintahkan pasukannya untuk 'memblokir' pejuang Ukraina terakhir yang tersisa di pabrik baja Mariupol saat ia mengklaim keberhasilan di kota itu setelah pertempuran dua bulan.
Ukraina menolak deklarasi tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Mariupol 'terus melawan' meskipun Moskow mengklaim telah merebutnya.
"Di selatan dan timur negara kita, penjajah terus melakukan segalanya untuk memiliki alasan untuk membicarakan setidaknya beberapa kemenangan," katanya dalam video pidato seperti dilansir dari DW.
Baca Juga: Bahas Evakuasi Warga Mariupol, Macron Akan Berdiskusi dengan Putin
Ia menambahkan Rusia telah melakukan serangan udara di sana dalam 24 jam terakhir. Para pejuang Ukraina terakhir bertahan di lorong-lorong bawah tanah di kompleks Azovstal bersama sekitar 1.000 warga sipil.
Pada pertemuan dengan menteri pertahanan Sergei Shoigu, Kamis tersebut Putin mengatakan kepadanya untuk memberi selamat kepada pasukan Rusia karena telah merebut kota pelabuhan Mariupol.
Mariupol adalah target penting untuk menghubungkan daerah-daerah yang dikuasai separatis di wilayah Donbas timur dengan wilayah yang direbut di Ukraina selatan.
Baca Juga: Ukraina Tolak Keras Ultimatum Rusia untuk Menyerahkan Kota Pelabuhan Mariupol
Sementara Shoigu mengatakan pasukan Rusia menguasai daerah pemukiman Mariupol, dia mengakui bahwa pasukannya masih bertempur di pabrik baja Azovstal.
Presiden Rusia mengatakan kepada Shoigu untuk tidak menyerbu pabrik itu, tetapi sebaliknya 'memblokirnya sehingga seekor lalat tidak bisa masuk'.
Artikel Terkait
Rawan Eksploitasi Seksual, PBB: Inggris Harus Hentikan Pria Lajang yang Ingin Tampung Wanita Pengungsi Ukraina
Zelensky: Dokumen Perdamaian Rusia Ukraina Bisa Terdiri dari Dua Perjanjian Terpisah
Paus Fransiskus Mengutuk Kekejaman Perang di Ukraina pada Kebaktian Malam Paskah
Memasuki Hari ke-54 Serangan Rusia: Ukraina Minta Rp718 Triliun pada G7 untuk Tutupi Defisit Anggaran
Kepala BPS Bicara Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Perdagangan Global