SINAR HARAPAN - MASYARAKAT Rusia dilaporkan menimbun antidepresan, pil tidur dan kontrasepsi, serta produk lainnya, sejak invasi ke Ukraina sebut data yang dirilis pada hari Kamis, 24 Maret 2022, dilansir dari The Moskow Times.
Menurut WHO, sekitar 5% dari populasi Rusia diyakini menderita depresi. Namun, tekanan sanksi dari Barat telah membuat orang-orang panik sehingga menghabiskan obat-obatan sebulan hanya dalam dua minggu.
Jajak pendapat resmi menunjukkan sebagian besar orang Rusia mendukung keputusan mengirim pasukan ke Ukraina. Namun, media sosial menunjukkan banyak orang Rusia tertekan oleh beratnya sanksi yang dijatuhkan.
Baca Juga: Rusia Pertimbangkan Beli Lebih dari 500 Pesawat Buatan Asing Senilai Rp287 T
Beberapa brand telah mengumumkan penghentian operasi di Rusia. Nilai rubel terhadap dolar anjlok. Harga barang-barang telah melonjak di Moskow sejak 24 Februari.
Data terakhir menunjukkan peningkatan permintaan obat-obatan produksi luar negeri mencakup anti-depresan, obat tidur, insulin, kanker dan obat jantung, hormon dan kontrasepsi.***
Artikel Terkait
Ukraina Gunakan Face Recognition untuk Identifikasi Tentara Rusia yang Tewas dan Beri Tahu Keluarga Mereka
Sudah Berlangsung Sebulan, Agresi Militer Rusia ke Ukraina Belum Juga Mereda
Kena Bom Tentara Rusia, Jurnalis Rusia Oksana Baulina Terbunuh di Kyiv
Negosiasi Rusia Ukraina Berlanjut Lewat Konferensi Video
Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20, Bila Indonesia Tak Setuju, Ukraina Perlu Hadir