Akselerasi ekonomi China didukung oleh kebijakan ekonominya yang tak pernah berhenti dan membawa negara ini semakin berpengaruh dalam tatanan regional maupun global.

“Hal inilah yang membuat mereka bisa ‘leapfrogging’. Kontribusi ekonomi digital China terhadap GDP sudah 32 persen. Indonesia sudah sekitar 3 persen,” papar Djauhari.
Baca Juga: China Ajak RI Tingkatkan Penggunaan Mata Uang Lokal
'Leapfrogging' yang berasal dari kata 'leapfrog' menggambarkan China yang melewati tahapan pembangunan dan perkembangan ekonomi dengan jalur tradisional.
Sehingga, China mampu melompat langsung ke perkembangan ekonomi yang masif menggunakan teknologi terbaru. Atau, menjelajahi ‘jalur alternatif’ pengembangan teknologi melibatkan teknologi baru dengan manfaat serta peluang baru.
Lalu, bisakah Indonesia menyusul China? Mampukah RI mengikuti China untuk dengan proyeksi perekonomian saat ini?
Baca Juga: AS Peringatkan Perusahaan China Jika Siasati Sanksi Ekspor Rusia
Djauhari mengatakan ini bukan hal yang mustahil—Indonesia bahkan sudah ke arah yang benar. Indonesia dan China sejak tahun 2013 sudah menjalin status comprehensive strategic partner (CSP).

CSP seperti dikutip dari ISEAS menekankan pada comprehensive atau ‘komprehensif’ yaitu kerja sama semua dimensi, luas, dan berlapis-lapis. ‘Strategic’ atau strategis berarti hubungan jangka panjang dan stabil yang melampaui perbedaan ideologi dan sistem sosial.
Partnership atau ‘kemitraan’ atau kerja sama yang setara serta saling menguntungkan. Seperti dilansir dari ISEAS, saat ini di ASEAN, China menjalin CSP hanya bersama 3 negara ASEAN yaitu Indonesia, Kamboja, dan Malaysia.
Baca Juga: Impor China Disetop, Industri Batam Kesulitan Bahan Baku
“Indonesia diprediksi pada tahun 2025, transaksinya akan mencapai USD150 miliar, dengan angka itu kontribusi transaksi digital di Indonesia sudah mencapai sekitar 10 persen di GDP," katanya.
Jika sudah mencapai angka segitu, Indonesia sudah bisa ‘leapfrogging’ kata Djauhari. Karena sebenarnya China ‘leapfrogging’ sejak 20 tahun lalu. Salah satunya adalah ekonomi digital melalui Huawei, Alibaba, Tencent, dan lainnya.***
Artikel Terkait
RI-China Mulai Implementasi Kerja Sama Mata Uang Lokal
Bank of China Setop Pendanaan Batu Bara
PMI Manufaktur Indonesia September 2021 Lampaui China
Pengusaha Sebut Implementasi LCS RI-China Membuat Bisnis Lebih Efisien
Pebisnis RI - China Tandatangani MOU Proyek Senilai Rp 25 T di Kepri