SINAR HARAPAN - PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis, 17 Maret 2022 waktu setempat untuk menyampaikan tuntutannya kepada Ukraina, seperti dilansir dari liputan eksklusif editor BBC John Simpson yang dilansir di The Week.
Seorang penasihat dekat Erdogan mengatakan dia yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan terbuka untuk beberapa tuntutan. Erdogan telah melakukan kontak dengan pejabat Rusia dan Ukraina selama invasi ke Ukraina.
Ibrahim Kalin, seorang penasihat Erdogan dan juru bicaranya, mendengarkan pembicaraan dengan Putin. Kalin mengatakan Putin terdengar jelas dan ringkas selama percakapan, dan memiliki dua kategori tuntutan.
Baca Juga: Update! Rangkuman Terkini Invasi Militer Rusia di Ukraina Jumat, 18 Maret
Tuntutan tersebut adalah Ukraina harus tetap netral dan tidak masuk ke keanggotaan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ukraina harus menjalani proses pelucutan senjata dan melindungi bahasa Rusia di negara itu. Ukraina juga harus setuju untuk melakukan denazifikasi.
Zelensky adalah orang Yahudi dan memiliki beberapa kerabat yang meninggal dalam Holocaust, sehingga permintaan untuk melakukan 'de-Nazifikasi' disebut 'sangat ofensif' bagi Zelensky.
"Tetapi pihak Turki yakin akan cukup mudah bagi Zelensky untuk menerimanya. Mungkin cukup jika Ukraina mengutuk Nazi dan semua bentuk neo-Nazisme serta berjanji untuk menekan mereka," ujar Simpson lagi.
Kalin juga menyebutkan tuntutan yang lebih kontroversial menyangkut wilayah separatis di Ukraina timur dan Krimea. Putin mengatakan kepada Erdogan bahwa ketika membahas tuntutan ini, dia ingin mengadakan pertemuan langsung dengan Zelensky.***
Artikel Terkait
AS Berupaya Keras Buat Rusia Terperosok Makin Dalam di Ukraina
Duta Besar: China Tidak Akan Pernah Menyerang Ukraina
Joe Biden Cairkan Rp194 Miliar untuk Bantu Ukraina dan Sekutunya
Mahkamah Pidana Internasional Minta Otoritas Rusia Bahas Situasi di Ukraina
Update, Rangkuman Perkembangan Agresi Militer Rusia di Ukraina Kamis, 17 Maret