SINAR HARAPAN - SEKITAR 200.000 orang masih terperangkap di kota Mariupol, Ukraina yang terkepung pada hari Senin, 7/3/2022 setelah pertempuran yang menghentikan upaya evakuasi selama akhir pekan, seperti yang dilansir dari Reuters.
Sejauh ini tak ada tanda-tanda sanksi internasional besar-besaran menghalangi Moskow dari serangannya ke Ukraina. Harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 di perdagangan Asia setelah pemerintahan Biden mengatakan sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia.
Sejauh ini, Rusia menyediakan 7% dari pasokan global. Jepang, yang menganggap Rusia sebagai pemasok minyak mentah terbesar kelima, tengah berdiskusi dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tentang kemungkinan pelarangan impor minyak Rusia, Kyodo News melaporkan pada Senin.
Baca Juga: Titik-titik Pertempuran Ukraina di Hari Kesebelas Serangan Rusia
Invasi Rusia telah dikecam di seluruh dunia. Serangan ini mengakibatkan lebih dari 1,5 juta orang Ukraina melarikan diri ke luar negeri, dan memicu sanksi yang dipimpin Barat yang bertujuan melumpuhkan ekonomi Rusia.
Kebanyakan orang yang terperangkap di kota pelabuhan Mariupol tidur di bawah tanah untuk menghindari penembakan oleh pasukan Rusia yang telah memutus pasokan makanan, air, listrik dan pemanas, menurut pihak berwenang Ukraina.
Sekitar setengah dari 400.000 orang di kota itu akan dievakuasi pada hari Minggu tetapi upaya itu dibatalkan untuk hari kedua ketika rencana gencatan senjata gagal.
Baca Juga: Delegasi Ukraina dan Rusia Akan Adakan Perundingan Putaran Ketiga pada Senin
Moskow telah berulang kali membantah menyerang wilayah sipil dan mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina. Staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pasukan Rusia mulai mengumpulkan sumber daya untuk menyerbu Kiev.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan siap berdialog untuk mengakhiri pertempuran tetapi hanya jika pasukan Ukraina berhenti melawan dan menerima tuntutannya.
Korban tewas warga sipil dari penyerangan di seluruh Ukraina sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari mencapai 364 orang, termasuk lebih dari 20 anak-anak, seperti laporan PBB pada hari Minggu. PBB menambahkan bahwa ratusan lainnya terluka.
Baca Juga: Ukraina Sebut Rusia Tak Patuhi Gencatan Senjata, Warga Sipil Kembali ke Penampungan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memperingatkan Rusia melakukan kekejaman terhadap warga sipil, pada akhirnya akan menghadapi hukuman. "Bagi Anda tidak akan ada tempat yang damai di bumi ini, kecuali kuburan," katanya dalam pidato Minggu malam yang disiarkan televisi.
Ketika protes anti-perang terjadi di seluruh dunia, Ukraina menyatakan seruannya kepada Barat untuk memperketat sanksi dan juga meminta lebih banyak senjata, termasuk pesawat buatan Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat telah melihat laporan yang kredibel tentang serangan yang disengaja terhadap warga sipil di Ukraina. Ia mengatakan Washington mendokumentasikannya untuk mendukung penyelidikan potensi kejahatan perang.
Artikel Terkait
Airbnb Hentikan Operasional di Rusia dan Belarus
PM Inggris: Dunia Akan Perkuat Sanksi Terhadap Rusia Sampai Agresi Berhenti
Blinken: Amerika Serikat Siap Berdialog dengan Rusia Secara Serius
Visa dan Mastercard Hentikan Operasional di Rusia
Kanada Minta Warganya untuk Meninggalkan Rusia