SINAR HARAPAN - UKRAINA memiliki cukup senjata untuk memulai serangan balasannya terhadap Rusia.
Operasi itu akan memberi negara itu kemenangan yang dibutuhkannya untuk bergabung dengan NATO, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada Reuters, Senin.
Keanggotaan aliansi militer 'mungkin' hanya mungkin bagi Ukraina setelah berakhirnya permusuhan aktif, kata Kuleba dalam sebuah wawancara di Kyiv.
Baca Juga: Zelensky Minta Keputusan Jelas Terkait Bergabungnya Ukraina ke NATO
Ukraina telah melakukan serangan besar-besaran untuk merebut kembali 18 persen wilayahnya yang masih diduduki oleh Rusia.
Ini dilakukan menggunakan tank, mobil lapis baja, dan artileri yang disumbangkan oleh sekutu Baratnya.
Wakil menteri pertahanan Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa Kyiv beralih ke "operasi ofensif" di front tertentu.
Tetapi menolak klaim sebelumnya dari Moskow bahwa serangan besar Ukraina telah terjadi.
Kuleba tidak mengatakan apakah serangan balasan telah dimulai saat ditanya.
Dia menjawab bahwa yang terpenting bukanlah kapan dimulainya, tetapi berakhir dengan kemenangan Ukraina.
Baca Juga: Siap Berdamai dengan Ukraina, Ini Dua Syarat yang Diajukan Rusia
Ia mengatakan keanggotaan NATO adalah target besar berikutnya dalam agenda Ukraina setelah beberapa sekutunya setuju untuk melatih pilot Ukraina pada jet tempur F-16 yang didambakan dan dilobi oleh Kyiv.
Moskow mengatakan pada dini hari Senin bahwa pihaknya telah menggagalkan serangan besar Ukraina yang melibatkan enam batalion mekanis dan dua batalyon tank di selatan wilayah Donetsk Ukraina.
Pejabat Kyiv mengejek klaim itu, mengatakan klaim itu dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kekalahan Rusia di dekat kota timur Bakhmut.