SINAR HARAPAN - ARAB Saudi pada hari Minggu mengumumkan akan memangkas pasokan minyaknya ke ekonomi global dalam upaya untuk menopang harga.
Pengumuman itu muncul setelah negosiasi selama berjam-jam pada pertemuan OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan 10 mitra kelompok tersebut, yang dipimpin oleh Rusia.
Pertemuan tersebut disebut berlangsung dengan ketat dan merupakan pertemuan yang sulit.
Baca Juga: Arab Saudi Eksekusi Mati Dua WN Bahrain yang Dituduh Rencanakan Terorisme
Rusia tampak ingin mempertahankan tingkat produksi dan Arab Saudi berusaha untuk mendorong kenaikan harga.
Produsen OPEC+ sepakat dalam pertemuan di Wina untuk memperpanjang pengurangan produksi sebelumnya hingga tahun depan.
Sementara keputusan Saudi untuk memangkas 1 juta barel per hari (bpd) merupakan langkah sepihak.
Baca Juga: Mantul, Indonesia Dapat Kuota Tambahan 8.000 Jemaah Haji, Sudah Masuk Sistem e-Hajj dari Arab Saudi
Output Arab Saudi akan turun menjadi 9 juta barel per hari di bulan Juli dari sekitar 10 juta barel per hari di bulan Mei.
Menteri Energi negara itu Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada wartawan bahwa pemotongan terbaru Riyadh 'dapat diperpanjang.'
Produsen OPEC+ akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke pasar ini, katanya.
Baca Juga: 385 WNI dari Sudan Sudah Tiba di Indonesia, Jadi Evakuasi Tahap Pertama Melalui Jeddah Arab Saudi
Produsen minyak menderita akibat penurunan harga dan volatilitas pasar yang tinggi sehubungan dengan perang Rusia di Ukraina.
Pada bulan April, beberapa negara OPEC+ setuju untuk memangkas produksi secara sukarela lebih dari satu juta barel per hari.
Harga awalnya melonjak setelah pengumuman tersebut, namun kemudian anjlok di tengah kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi global.