SINAR HARAPAN - SERANGAN udara dan artileri mengguncang Khartoum, ibu kota Sudan pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Orang-orang bersenjata menggeledah kedutaan Qatar, orang-orang yang bertikai terus berusaha menguasai lapangan bahkan ketika mereka menyetujui gencatan senjata dan jeda kemanusiaan.
Pertempuran sengit berkecamuk di Khartoum. Pihak-pihak yang bermusuhan sebelumnya mencapai kesepakatan gencatan senjata tujuh hari mulai malam hari pada Senin, 22 Mei 2023.
Baca Juga: Warga Sipil Tewas dalam Pertikaian Militer di Sudan Mencapai 822 Orang, Sedikitnya 3.200 Terluka
Amerika Serikat dan Arab Saudi mengumumkan gencatan senjata itu pada Sabtu, 20 Mei 2023 dalam pernyataan bersama setelah pembicaraan di Jeddah.
Gencatan senjata "akan tetap berlaku selama tujuh hari dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak," katanya.
Beberapa gencatan senjata yang diumumkan telah dilanggar sejak pertempuran pecah lima minggu lalu.
Baca Juga: Lebih dari 700.000 Orang Terlantar Akibat Pertempuran di Sudan, Korban Tewas Lampaui 600 Orang
"Tidak seperti gencatan senjata sebelumnya, Perjanjian yang dicapai di Jeddah ditandatangani oleh para pihak dan akan didukung oleh mekanisme pemantauan gencatan senjata yang didukung AS-Saudi dan internasional," katanya.
Perebutan kekuasaan antara panglima militer reguler Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakil yang menjadi saingannya Mohamed Hamdan Daglo pecah.
Mohamed Hamdan Daglo mengepalai Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, meletus menjadi pertempuran pada 15 April.
Konflik tersebut telah menewaskan ratusan orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.
PBB telah memperingatkan situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di negara terbesar ketiga Afrika itu.
Pada 11 Mei 2023, kedua pihak mereka telah menandatangani komitmen untuk menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan.