• Rabu, 27 September 2023

WHO Cabut Status Darurat Monkey Pox atau Mpox, Namun Tetap Jadi Ancaman di Daerah Berikut

- Jumat, 12 Mei 2023 | 10:24 WIB
Ilustrasi - WHO mencabut status darurat mpox, monkey pox, atau cacar monyet. (Pixabay)
Ilustrasi - WHO mencabut status darurat mpox, monkey pox, atau cacar monyet. (Pixabay)

SINAR HARAPAN - ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa mpox tidak lagi merupakan darurat kesehatan global pada hari Kamis, 11 Mei 2023.

Ini dilakukan hampir tepat setahun setelah penyakit yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet mulai menyebar secara global.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan keputusan itu didorong oleh penurunan jumlah kasus di seluruh dunia.

Baca Juga: WHO Sudah Umumkan Pencabutan Status Darurat Covid 19, Bagaimana dengan Indonesia? Ini Penjelasan Menkes

Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan bahwa penyakit itu tetap menjadi ancaman, terutama di wilayah Afrika yang telah lama ada.

Pengumuman itu muncul hanya seminggu setelah badan PBB tersebut juga menyatakan bahwa Covid-19 tidak lagi merupakan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi.

"Namun, seperti Covid-19, itu tidak berarti pekerjaan sudah selesai," kata Tedros dalam konferensi pers online.

Baca Juga: Tanggapi Tuduhan Direktur FBI Covid 19 Berasal dari Wuhan, China Tegaskan Tak Sesuai Kesimpulan Para Ahli WHO

"Sementara keadaan darurat mpox dan Covid 19 sama-sama berakhir, ancaman gelombang kebangkitan tetap ada untuk keduanya. Kedua virus terus beredar dan keduanya terus membunuh," kata Tedros.

Meskipun sudah lama ada di beberapa bagian Afrika Tengah dan Barat, pada bulan Mei tahun lalu kasus penyakit ini mulai muncul di Eropa, Amerika Utara, kemudian di tempat lain.

Ini terjadi kebanyakan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.

Baca Juga: Honda Monkey Lebih Segar dengan Warna Baru

WHO menyatakan mpox adalah PHEIC pada bulan Juli. Tetapi jumlah orang yang terinfeksi penyakit tersebut yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar terus menurun sejak saat itu.

Lebih dari 87.000 kasus dan 140 kematian telah dilaporkan dari 111 negara selama wabah global, menurut hitungan WHO.

Hampir 90 persen lebih sedikit kasus yang tercatat selama tiga bulan terakhir dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya, kata Tedros.***

Halaman:

Editor: Rosi Maria

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X