SINAR HARAPAN - BEIJING memanggil duta besar Jerman untuk Tiongkok setelah Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menyebut Presiden Xi Jinping sebagai "diktator" pada Senin, 18 September 2023.
Ini menjadi faktor yang meningkatkan ketegangan terbaru antar negara.
Meskipun mereka adalah mitra dagang utama, hubungan Berlin-Beijing telah memburuk karena beberapa pejabat di pemerintahan Jerman mengambil tindakan yang lebih keras.
Baca Juga: Laga Uji Coba: Kalah Lagi, Jerman Dibantai Jepang 1-4
Khususnya, mengenai berbagai masalah mulai dari hak asasi manusia hingga Taiwan.
Annalena Baerbock, yang mendorong sikap yang lebih hawkish, menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara dengan Fox News pada tanggal 14 September saat berkunjung ke Amerika Serikat.
Saat berbicara tentang perang Ukraina, seperti dikutip dari The Guardian Annalena Baerbock berkata, “Jika Putin memenangkan perang ini, apa artinya bagi diktator lain di dunia, seperti Xi Jinping, seperti presiden Tiongkok? Jadi Ukraina harus memenangkan perang ini.”
Seorang juru bicara kementerian luar negeri di Berlin mengkonfirmasi kepada AFP bahwa duta besar Jerman "dipanggil ke kementerian luar negeri Tiongkok (pada hari Minggu)" sehubungan dengan pernyataan tersebut.
Konfirmasi bahwa Tiongkok memanggil duta besar Patricia Flor muncul setelah Tiongkok mengatakan pada Senin pagi bahwa mereka “sangat tidak puas” dengan pernyataan Baerbock.
“(Komentar tersebut) sangat tidak masuk akal dan merupakan pelanggaran serius terhadap martabat politik Tiongkok dan merupakan provokasi politik terbuka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning pada konferensi pers harian.
Mengenai protes Tiongkok atas pernyataannya saat berkunjung ke New York, Baerbock hanya menjawab bahwa dia telah "mencatat" pernyataan tersebut.
Seorang juru bicara pemerintah menolak mengomentari pandangan Kanselir Olaf Scholz mengenai pernyataan tersebut.
Namun juru bicara tersebut menambahkan bahwa sudah jelas bahwa “Tiongkok diperintah oleh rezim satu partai Komunis, dan juga jelas bahwa hal ini tidak sesuai dengan gagasan kami tentang demokrasi”.
Baca Juga: Menebak Tiga Nama Calon Dirtek PSSI, Asal Jerman, Loh!