SINAR HARAPAN - WARGA dan petugas penyelamat di kota Derna, Libya, yang telah hancur, menghadapi kesulitan mengatasi ribuan mayat yang membusuk di bawah reruntuhan.
Ini terjadi setelah banjir merusak bangunan dan membawa orang ke laut.
Organisasi Kesehatan Dunia dan kelompok bantuan lainnya telah mengimbau pihak berwenang di Libya untuk tidak segera melakukan pemakaman massal terhadap korban banjir.
Baca Juga: 10 WNI Jadi Korban Banjir Bandang di Libya, Kemlu Ungkap Kondisi Terkini
Ini karena tindakan tersebut dapat menimbulkan dampak mental jangka panjang bagi keluarga korban,
Juga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jika pemakaman dilakukan dekat dengan sumber air.
Menurut laporan PBB, lebih dari 1.000 orang telah dikuburkan dalam pemakaman seperti itu sejak banjir melanda Libya.
Negara ini telah terpecah akibat konflik dan krisis politik selama satu dekade, dan banjir terjadi setelah dua bendungan jebol.
Mayat-mayat tersebar di jalan-jalan, terdampar di pantai, dan terkubur di bawah reruntuhan bangunan dan puing-puing.
Dalam waktu dua jam, lebih dari 200 mayat ditemukan di pantai dekat Derna, menurut Bilal Sablouh, manajer forensik untuk Afrika di Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Menteri Kesehatan di pemerintahan barat Libya yang berbasis di Tripoli, Ibrahim al-Arabi, mengatakan bahwa ia khawatir air tanah telah terkontaminasi oleh air yang mencampur dengan mayat hewan mati, sampah, dan bahan kimia.
Dia memperingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan sumur di Derna.
Meskipun ada kekhawatiran akan penyakit yang dapat menular melalui air, seperti kolera, belum ada laporan resmi tentang kasus tersebut.
Artikel Terkait
Seorang TKW Alami Penganiayaan dari Pemberi Kerja di Libya, KBRI Tripoli Lakukan Langkah Penanganan
Menlu Libya Najla Mangoush Dipecat dari Jabatannya Setelah Bertemu Menlu Israel
Libya Dihantam Badai Daniel, 150 Orang Tewas Akibat Banjir dan Hujan Lebat
2.000 Orang Tewas, 10.000 Hilang Akibat Banjir di Libya, Palang Merah: Jumlah Korban Mungkin Jauh Lebih Tinggi
Sedikitnya 5.200 Orang Tewas di Libya, 10.000 Hilang Diterjang Banjir Bandang Dahsyat Akibat Badai Daniel