SINAR HARAPAN - Almarhum Kopda Muslimin, otak pelaku terduga penembakan terhadap istrinya, Rina Wulandari ternyata meninggal dunia akibat keracunan sianida.
Hal itu dibeberkan Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro Letkol Bambang Hermanto dalam keterangannya di Semarang, Kamis 1 September 2022.
"Dari hasil pemeriksaan toksikologi, ditemukan antara lain baik dari sampel urine, otak kecil, batang otak, ginjal kiri, jantung, dan paru kiri positif mengandung racun sianida," katanya.
Baca Juga: Andy Murray Lolos 32 Besar US Open untuk Pertama Kalinya dalam Enam Tahun
Kandungan sianida, kata dia, juga ditemukan di sampel darah, otak besar, lambung, hati, serta ginjal kanan.
Dari hasil visum et repertum, lanjut dia, juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Muslimin.
Dengan demikian, menurut dia, kuat dugaan Kopda Muslimin bunuh diri dengan mengonsumsi racun.
Baca Juga: Survei: Elektabilitas Ridwan Kamil dan Ganjar Posisi Teratas
Hal tersebut, kata dia, diperkuat dengan keterangan saksi-saksi serta bukti yang ditemukan di rumah orang tua Muslimin di Kendal, tempatnya mengakhiri hidup.
Ia menuturkan bahwa Muslimin meninggalkan enam lembar surat wasiat untuk istri dan anak-anaknya.
Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kendal pada tanggal 28 Juli 2022.
Baca Juga: Jokowi Tinjau Tambang Grasberg Freeport di Ketinggian 3.325-4.285 mdpl
Kopda Muslimin diduga menjadi otak penembakan terhadap istrinya sendiri, Rina Wulandari, pada tanggal 18 Juli 2022 di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Kota Semarang.
Adapun Rina Wulandari yang sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit usai peristiwa penembakan tersebut telah diizinkan pulang ke rumah.***