SINAR HARAPAN - harga saham Bank Tabungan Negara (BBTN) atau BTN, menguat 2,69 persen ke harga Rp1.385 persen pada akhir perdagangan pekan ini.
Penguatan tersebut memosisikan harga saham BBTN berada di atas rerata harga 5 dan 20 hari yang masing-masing pada harga Rp1.370 dan Rp1.320.
Hal tersebut mampu memangkas pelemahan mingguan menjadi hanya sebesar 1,07 persen setelah sebelumnya sempat turun menyentuh area support Rp1.210 pada 11 Januari lalu.
Baca Juga: Menguat 2,37 Persen Sepekan, Harga Saham BBRI Masuki Tren Bullish
Terhitung sejak, menyentuh area support tersebut hingga akhir perdagangan pekan ini, Jumat 3 Februari, Maka harga saham BBTN telah mencatatkan penguatan sebesar 14,08 persen, dari harga Rp1.210 ke harga saat ini Rp1.385.
Tren bullish pada saham BBTN pun telah dikonfirmasi melalu persilangan ma5 dan ma20 pada harga Rp1.325.
Kembali menguatnya harga saham BBTN sejalan dengan kembali stabilnya kondisi ekonomi dalam negeri di tengah santernya isu resesi dunia.
Baca Juga: Miliki Saham Mayoritas di Smelter PT COR, Harga Saham DKFT menguat 31,07 Persen (YTD)
Pada Sabtu 4 Februari 2023, Wealth Management Division Head BTN Prioritas Frengky Rosadrian Perangin-Angin dalam keterangannya mengatakan bahwa kondisi Indonesia saat ini cenderung lebih stabil karena secara sumber daya sangat mencukupi, sehingga dampak resesi global terhadap Indonesia sangat minim walaupun ada.
"Tetapi kami yakin kondisi pertumbuhan di Indonesia cukup stabil. Peningkatan kemarin juga bagus, penurunan inflasi juga sedikit sehingga ke depan kami yakin Indonesia akan makin membaik. Sebagai satu-satunya bank yang fokus pada KPR, kami melihat kondisi 2023 masih tetap optimis, apalagi saat ini sudah banyak perbaikan," kata Frengky
Sejauh ini, katanya lagi, BBTN telah menjalankan transformasi serta berbagai inisiatif strategis sesuai aspirasi dari pemegang saham yang berdampak sangat bagus pada kinerja bank tersebut pada tahun 2022.
Baca Juga: Harga Batu Bara Anjlok, Saham ADRO Masih Layak Dikoleksi?
"Pada 2022, DPK tumbuh 8,77 persen yang ditopang oleh pertumbuhan CASA sebesar 4,22 persen, sehingga berhasil menekan rasio Cost of Fund menjadi sebesar 2,6 persen, kredit juga tumbuh 8,53 persen (KPR Subsidi tumbuh 10,42 persen dan Nonsubsidi tumbuh sebesar 4,6 persen)," kata dia lagi.
"Bahkan BBTN juga berhasil menekan rasio NPL ke angka 3,38 persen dengan rasio coverage meningkat ke 150,62 persen," ujarnya pula.
Artikel Terkait
Indonesia Berpotensi Jadi Global Key Player Hilirisasi Komoditas
Meski Tekanan Global Mereda, Perppu Cipta Kerja Tetap Dibutuhkan
Bank BRI (BBRI) dan Bio farma Berkolaborasi Bangun Ekosistem Healthcare
Catat! Beli Minyakita Kini Wajib Pakai KTP
Tingkatkan Ekspor Fesyen, Nusantara Fashion House Meriahkan Strand Mall Malaysia
Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Qatar Airways dan Kemenparekraf Joint Promotion
Menguat 2,37 Persen Sepekan, Harga Saham BBRI Masuki Tren Bullish
KEK Kura-kura Bali Diharapkan Mampu Serap Investasi Hingga Rp 104 Triliun
Kementrian Kelautan Hentikan Dua Proyek Reklamasi Laut di Kepulauan Riau
Solusi Bangun Indonesia (SMCB) Raih Juara Pertama PMDN di Investment Award 2023