SINAR HARAPAN--Bursa saham di sejumlah negara Asia dibuka bervariasi di tengah penguatan yang terjadi pada penutupan di Wall Street dan Nasdaq yang ditutup positif.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,69%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,45%, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,04%. Namun Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,63%, Straits Times Singapura naik tipis 0,04%, dan terapresiasi 0,37%.
Mayoritas bursa saham AS, Wall Street, mencatat kenaikan di mana saham teknologi membuat indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite melesat
Indeks S&P 500 ditutup melonjak 1,47% dan Nasdaq melejit 3,25%. Namun untuk indeks Dow Jones ditutup turun 0,11%.
Dikutip CNBC Indonesia, saham-saham teknologi di AS berhasil bergeliat, didorong oleh kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Saham teknologi di AS telah mengungguli pada awal tahun 2023, didukung oleh sinyal baru-baru ini tentang pendinginan inflasi yang diharapkan investor dapat menyebabkan jeda dari The Fed dalam kampanye kenaikan suku bunga yang agresif.
Sektor teknologi informasi S&P 500 naik lebih dari 14% pada awal tahun ini, setelah penurunan lebih dari 28% tahun lalu.
"Ini menunjukkan bahwa saham pertumbuhan mulai kembali unggul karena melepaskan beberapa tekanan retorika hawkish yang dibawa ke pasar berisiko selama tahun 2022," kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di GLOBALT Investments, dikutip dari CNBC International.
Wall Street berada di jalur positif setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) ke kisaran 4,5% - 4,75%. Hal ini berarti The Fed kembali memperlambat laju kenaikan setelah sebelumnya menaikkan 50 bp pada Desember 2022 dan 75 basis pada empat pertemuan sebelumnya.