SINAR HARAPAN - saham PT Pertamina geothermal Energy (PGEO) dijadwalkan segera melantai di bursa setelah proses IPO dengan harga penawaran awal pada kisaran Rp820 hingga Rp945 pada tanggal 1 hingga 9 Februari.
Dalam IPOnya, PGEO akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dan melaksanakan masa penawaran awal pada 1 Februari hingga 9 Februari 2023.
Melalui IPO tersebut, PGEO menargetkan memperoleh dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 triliun yang akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) dan pembayaran sebagian fasilitas pinjaman.
Baca Juga: Harga Emas Antam Meroket Hari Ini, Cek Harganya!
Selain itu, perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau 630,3 ribu saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk Program Opsi Pembelian saham kepada Manajemen dan Karyawan (MESOP).
IPO PGEO yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi (geothermal) ini, beriringan dengan keadaan global yang tengah gencar mengkampanyekan transisi energi.
Dalam transisi energi, geothermal memiliki prospek yang cemerlang, bagaimana tidak, panas bumi makin dilirik sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Dalam konteks itu, Indonesia diuntungkan karena memiliki harta karun berupa potensi panas bumi yang melimpah.
Baca Juga: Janji Akan Bagi Dividen, PT PGE Siap IPO
Bukan tanpa alasan, Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sumber daya panas bumi Indonesia ditaksir mencapai 23.965,5 megawatt (MW) atau sekitar 24 gigawatt (GW), nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
PGEO saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di enam area dengan kapasitas terpasang 672 megawatt (MW) yang dioperasikan sendiri, serta sebanyak 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama atau Joint Operation Contract (JOC).
Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGEO berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance karbondioksida (CO2) sekitar 9,7 juta ton per tahun.
Baca Juga: Indonesia Jadi Emerging Market Dengan Capital Inflow Terbesar di 2023
Bahkan, pemanfaatan yang dilakukan oleh PGEO dari energi geothermal telah berhasil membuat 2,08 juta rumah di Indonesia teraliri listrik.
Sebelumnya pada keterangan resmi yang dikutip Minggu, Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Rachmat Hidayat mengatakan bahwa dari pendanaan hingga saat ini PGEO tidak mengalami hambatan berarti.
Artikel Terkait
Akuisisi Supertone, Harga Saham HYBE Corporation Perpanjang Tren Bullish
Jelang Rapat The Fed, Lelang SUN RI Diserbu Investor
Miliki Saham Mayoritas di Smelter PT COR, Harga Saham DKFT menguat 31,07 Persen (YTD)
Kinerja Solid, Laba Bersih BRIS Melesat 40,68 Persen
Indonesia Jadi Emerging Market Dengan Capital Inflow Terbesar di 2023
Penerimaan Cukai Rokok Kudus Lampaui Target
Dana Abadi Untuk Pendidikan Capai Rp129 Triliun
Diberlakukan Mulai 1 Januari 2024, DJP Terus Padankan NIK Dengan NPWP
Janji Akan Bagi Dividen, PT PGE Siap IPO
Harga Emas Antam Meroket Hari Ini, Cek Harganya!