SINAR HARAPAN - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia sepanjang tahun 2023 merupakan salah satu yang terbesar di negara pasar berkembang (emerging market).
"Alhamdulillah arus modal asing mulai masuk ke Indonesia sebesar 2,4 miliar dolar AS tahun ini, yang menjadi salah satu arus masuk terbesar di pasar berkembang," ujar Perry dalam acara "Mandiri Investment Forum 2023", di Jakarta, Rabu 1 Februari.
Maka dari itu, secara global kondisi perekonomian sudah mulai membaik pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca Juga: Kinerja Solid, Laba Bersih BRIS Melesat 40,68 Persen
Namun, ia mengingatkan seluruh negara saat ini masih hidup dalam volatilitas yang akan bertahan untuk beberapa waktu, sehingga Indonesia harus siap dan konsisten menyiapkan hal baru, langkah baru, dan bersinergi.
Dengan berbagai langkah tersebut, Indonesia akan bisa memperkuat ketahanan, pemulihan, dan bergerak menuju pertumbuhan jangka panjang.
Adapun pertumbuhan ekonomi global diperkirakan menurun dan belum pulih secara kuat pada tahun ini. BI baru saja merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi sekitar 2,2 persen sampai 2,3 persen pada tahun ini, dan kemungkinan baru akan pulih pada tahun depan.
Baca Juga: Miliki Saham Mayoritas di Smelter PT COR, Harga Saham DKFT menguat 31,07 Persen (YTD)
Selain itu, tren inflasi tinggi masih berlanjut secara global, diperkirakan akan mencapai 5 persen pada tahun ini, sedikit lebih rendah dari 6,2 persen pada tahun lalu meski masih tinggi.
Perry menekankan, pihaknya pun masih memantau langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed selanjutnya. Kemungkinan Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga dua kali, tetapi bunganya kemungkinan tidak akan mencapai level 6 persen.
"Masih menjadi ketidakpastian apakah suku bunga Fed pada akhir tahun ini akan mulai berhenti untuk naik," ujarnya pula.
Baca Juga: Jelang Rapat The Fed, Lelang SUN RI Diserbu Investor
Pada sisi lain, kata dia, dolar AS masih kuat saat ini dimana indeks dolar AS masih dalam kisaran level 103-105, meski tidak mencapai level yang tinggi yakni 115-117.
Tren cash is the king juga masih ada di tengah masyarakat global, yang menggambarkan dunia masih diselimuti ketidakpastian.***
Artikel Terkait
Hadapi Tantangan Pariwisata, UID dan NCPI Gelar Diskusi di Kura Kura Bali
Terapkan Private Network Pertambangan, PPA dan Telkomsel Teken MoU
Ditunjang Netbuy Nonresiden, Bursa Saham Indonesia Salah Satu Terbaik di Kawasan Asia
Terapkan Burden Sharing, Pemerintah Hemat Rp30 Triliun Per Tahun
Genjot Ekspor Pupuk Hingga Nikel, Indonesia-Jepang Bangun Proyek Rintisan
Berhenti Produksi, Boeing Kirim Pesawat 747 Terakhir ke Atlas Air
Akuisisi Supertone, Harga Saham HYBE Corporation Perpanjang Tren Bullish
Jelang Rapat The Fed, Lelang SUN RI Diserbu Investor
Miliki Saham Mayoritas di Smelter PT COR, Harga Saham DKFT menguat 31,07 Persen (YTD)
Kinerja Solid, Laba Bersih BRIS Melesat 40,68 Persen