SINAR HARAPAN - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, mengungkapkan sektor industri otomotif di tanah air pada 2022 menunjukkan kinerja cukup gemilang, yang terlihat dari peningkatan surplus perdagangan roda empat hingga 64 persen.
Angka tersebut diapresiasi karena ekspor otomotif melaju meskipun terdapat tekanan inflasi di berbagai negara dan dampak perang Rusia-Ukraina.
“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor kendaraan utuh atau Completely Built Unit (CBU) sebesar 473 ribu unit mobil, meningkat 60,7 persen dibanding 2021 yang berjumlah 294 ribu,” kata Febri lewat keterangannya di Jakarta, Senin 30 Januari 2023.
Baca Juga: Perkuat Literasi Keuangan UMKM, Kadin dan Visa Teken MoU
Dari sisi nilai, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, ekspor CBU mencapai 5,7 triliun dolar AS atau meningkat 63,5 persen dibanding 2021 yang mencapai 3,5 miliar dolar AS.
“Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan secara nilai menghasilkan surplus devisa sebesar 3,4 miliar dolar AS, meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 2 miliar dolar AS,” sebutnya.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembinaan sektor otomotif dalam hal kinerja ekspor dalam bentuk CBU sudah berjalan di arah yang tepat.
Baca Juga: Bertemu Wholesaler Potensial, BI Siap Terbitkan POC Digital Rupiah
“Ekspor otomotif Indonesia telah mencapai lebih dari 80 negara,” imbuh Febri.
Namun demikian masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa tantangan di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.
Menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, R Hendro Martono, untuk mengatasi tantangan tersebut pihaknya mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap guna menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran Research & Development (R&D).
Baca Juga: Tingkatkan Edukasi Pasar Modal, BEI Kembali Buka Akses Main Hall
Hal-hal tersebut akan menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif. “Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif,” ujarnya.
Di samping itu Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku.
Artikel Terkait
Saham RANS Entertainment Siap IPO di Bursa Tahun Ini? Cek Faktanya!
Langsung ARA di Hari Pertama Listing, Saham LAJU Kebal Resesi?
Metode Bioflok Terbukti Tingkatkan Produksi Perikanan 3 Kali Lipat
LRT Jabodebek Diharapkan Terkoneksi Berbagai Moda Transportasi
Resmi! JD.ID Tutup Layanan di Indonesia
Harga Saham ADMR Kembali Jatuh, Hold atau Jual?
Lanjut Bullish, Harga Saham KBLM Melesat Lagi
Tingkatkan Edukasi Pasar Modal, BEI Kembali Buka Akses Main Hall
Bertemu Wholesaler Potensial, BI Siap Terbitkan POC Digital Rupiah
Perkuat Literasi Keuangan UMKM, Kadin dan Visa Teken MoU