Investasi Bodong Masih Marak, BEI Terus Edukasi Masyarakat

SINAR HARAPAN - Tawaran investasi bodong di kalangan masyarakat masih marak dan bahkan kebanyakan korbannya diam sehingga tidak ada gethok tular soal kerugiannya. Untuk itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus mengedukasi masyarakat terkait dengan investasi bodong pada tahun 2023.

Kepala BEI Jawa Tengah II, M Wira Adibrata, di Solo, Sabtu kemarin mengatakan sebetulnya di sepanjang tahun 2022 terus gencar melakukan edukasi terkait investasi bodong. Meski demikian, menurut dia, upaya tersebut dirasa masih kurang.

Oleh karena itu, pada tahun ini pihaknya akan terus meningkatkan edukasi pada masyarakat agar makin peduli dan menghindari tawaran investasi bodong.

Baca Juga: Pemerintah Berikan Pelatihan Konversi Sepeda Motor BBM ke Listrik

"Dengan demikian, materi edukasi tidak hanya menambah wawasan soal ciri-ciri investasi bodong tetapi juga mengajari manajemen keuangan dengan baik," katanya.

Dengan upaya edukasi tersebut diharapkan masyarakat makin sadar dan mengerti mana investasi yang bodong dan legal.

"edukasi ini harus terus dilakukan sampai masyarakat bisa menerima bahwa keuntungan yang tidak logis dan menjadi cepat kaya secara instan itu sudah pasti investasi bodong," katanya.

Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Pengguna TikTok Ciptakan Konten Promosi Ekonomi Kreatif

Menurut dia, jika masyarakat sudah tidak mau teriming-imingi investasi bodong, maka praktik tersebut akan mati dengan sendirinya.

"Sayangnya masyarakat masih cukup mudah diiming-imingi dengan keuntungan yang sangat tinggi, kurang logis, dan tidak masuk akal. Itu yang membuat investasi bodong masih menjamur," katanya.

Selain itu, dikatakannya, masyarakat dengan mudah memberikan informasi ke masyarakat lainnya soal keuntungan yang ditawarkan investasi bodong. Namun, saat mengalami kerugian para korban enggan menyebarkannya ke masyarakat lain karena malu mengakui menjadi korban penipuan investasi bodong itu.

Baca Juga: Terus Dikawal Pemerintah, Progres Proyek Kereta Cepat Capai 84 Persen

"Korban biasanya diam saja. Jadi tidak banyak yang tahu kalau investasi bodong itu sebenarnya sudah memakan banyak korban karena tidak ada yang gethok tular soal kerugiannya," katanya.***