SINAR HARAPAN - PT Industri Baterai Indonesia (IBC) yang merupakan konsorsium empat BUMN, yakni Mind ID, Antam (ANTM), PLN, dan Pertamina kini tengah mengembangkan teknologi baterai bersama perusahaan asal Malaysia bernama Citaglobal Berhad.
Presiden Direktur IBC Toto Nugroho mengatakan kerja sama itu dilakukan sebagai bentuk percepatan kesiapan IBC sebagai pemain kunci industri baterai dan kendaraan listrik, terutama dari sisi teknologi.
"Di IBC, misi kami adalah mendukung pertumbuhan kendaraan listrik nasional sehingga kami dapat menjadi basis produksi di ASEAN. Kami berharap dapat bekerja sama dengan berbagai mitra global seperti Citaglobal dalam mencapai tujuan bersama," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu kemarin.
Baca Juga: Aviana Sinar Abadi (IRSX) Bidik Dana Segar Rp100 Miliar dari IPO
Kegiatan penandatangan nota kesepahaman kerja sama antara IBC dengan Citaglobal Berhad dilakukan di Jakarta, Minggu 8 Januari. Acara itu disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia sejak diangkat sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Nota kesepahaman itu memiliki jangka waktu satu tahun dan berlaku sejak tanggal penandatanganan.
Terdapat tiga poin utama kolaborasi yang tertuang di dalam nota kesepahaman tersebut, yaitu pertama pengembangan, desain, dan pembangunan fasilitas manufaktur turnkey terintegrasi untuk sel baterai, modul, dan kemasan.
Baca Juga: Makin Cepat, Pengurusan Sertifikasi Halal Pelaku Usaha Kini Hanya 12 hari
Kedua, pengembangan solusi terintegrasi BESS. Ketiga, transfer teknologi dan pengetahuan terkait untuk pengembangan pabrik baterai dan sistem penyimpanan energi baterai atau BESS.
Direktur Hubungan Kelembagaan Mind ID Dany Amrul Ichdan yang juga menjabat Komisaris Utama IBC menyambut baik kerja sama tersebut.
Ia menyampaikan bahwa Mind ID sangat mendukung pelaksanaan nota kesepahaman tersebut karena sangat baik bagi kedua pihak yang memiliki rencana strategis dan fokus untuk mempercepat tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, serta sebagai bentuk percepatan transisi ke energi terbarukan yang rendah emisi.
Baca Juga: Sesuaikan Hitungan Permodalan Bank, OJK Terbitkan Aturan Baru
"Saya bangga, karena IBC bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan luar negeri yang sudah memiliki reputasi baik, artinya produk baterai buatan dalam negeri ini akan go internasional, sekaligus mampu menjawab apa yang ditugaskan Presiden Jokowi untuk mengembangkan produk hilirisasi,” kata Dany.
Pasar global untuk kendaraan listrik terus tumbuh hingga 21,7 persen pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan. Baterai merupakan salah satu komponen biaya utama untuk kendaraan listrik yang memiliki porsi mencapai sekitar 35 persen dari total biaya pada saat ini.
Oleh karena itu, baterai menjadi komponen kunci dalam industri kendaraan listrik, terutama pada bagian kapasitas penyimpanan.
Baca Juga: Raih Investasi Lebih dari Rp2 Triliun, Saham Cimory (CMRY) Ditutup Stagnan
Ketua Eksekutif & Presiden Citaglobal Mohamad Norza Zakaria mengatakan upaya meningkatkan kapasitas penyimpanan baterai menjadi hal yang sangat penting untuk pengembangan energi terbarukan, baik di Malaysia maupun Indonesia.
Menurut dia, Komisi Energi Malaysia telah berkomitmen untuk mengadopsi teknologi penyimpanan baterai hingga 500 megawatt. Dengan lokasi strategis Malaysia untuk potensi tenaga surya yang tinggi, pemerintah sangat proaktif dalam memilih area yang cocok untuk adopsi tenaga surya, terutama untuk sistem penyimpanan energi baterai.
"Kami merasa terhormat dan menantikan kolaborasi yang produktif dan bermanfaat dengan IBC. Kolaborasi lintas negara akan memungkinkan kedua belah pihak untuk memanfaatkan keahlian masing-masing dan mempercepat proses peningkatan sumber daya rendah karbon," pungkas Norza.***
Artikel Terkait
Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Global 2023 Melambat Tajam
Bernegosiasi Dengan Ford Motor, LG Ingin Bangun Pabrik Baterai di Turki
SAPA, Aplikasi Baru dari Pegadaian Untuk Tangani Keluhan Pelanggan Realtime
Raih Investasi Lebih dari Rp2 Triliun, Saham Cimory (CMRY) Ditutup Stagnan
Sesuaikan Hitungan Permodalan Bank, OJK Terbitkan Aturan Baru
Resmi! Heru Budi Hartono Mundur dari Jabatan Sebagai Komisaris BTN
Waskita (WSKT) Catat Pencairan Termin Rp15,7 Triliun
Dambakan Cash Flow Positif? Simak Kiatnya Agar Keuangan Lebih Sehat Tahun Ini
Makin Cepat, Pengurusan Sertifikasi Halal Pelaku Usaha Kini Hanya 12 hari
Aviana Sinar Abadi (IRSX) Bidik Dana Segar Rp100 Miliar dari IPO