SINAR HARAPAN - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa kinerja pasar modal Indonesia yang sangat positif pada 2022 menjadi bekal yang bagus untuk memasuki 2023 di tengah suasana ekonomi dan keuangan yang masih menantang.
“Kami berharap dengan capaian menutup tahun 2022 dengan sangat resilien ini adalah bekal yang bagus untuk memasuki 2023,” katanya dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023 di Jakarta, Senin 2 Januari 2022.
Sri Mulyani menuturkan 2023 merupakan tahun yang akan terdapat banyak ujian sangat berat mulai dari mengendalikan inflasi global, mencegah resesi, serta termasuk meningkatkan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Baca Juga: BPS: Inflasi RI Sepanjang Tahun 2022 Capai 5,51 Persen
Oleh sebab itu, pemerintah dan otoritas terkait sangat menekankan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas pada 2023, salah satunya melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memiliki tugas pada 2023 ini untuk menjalankan secara konsisten dalam membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan dipercaya.
“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang sangat besar di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Catatkan Rugi Bersih, Harga Saham BBKP Kok Melesat?
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas merupakan hal yang harus diprioritaskan pada 2023. “Karena dengan begitu maka kita akan mampu mengisi gelas yang kosong,” ujar Mahendra.
Ia menyebutkan salah satu yang ingin dicapai melalui integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas adalah meningkatkan jumlah investor pasar modal yang sebenarnya sudah mencapai 10,3 juta yaitu 10 kali lipat atau 1.000 persen meningkat dalam lima tahun terakhir sejak 2017.
Menurutnya, jumlah investor 10,3 juta memang sudah sangat banyak namun ternyata baru 4 persen dari total populasi Indonesia sehingga masih terdapat banyak peluang untuk ditingkatkan.
Baca Juga: Harga Saham BABP Tembus MA20, Siap Bullish?
Market kapitalisasi pasar yang sudah mencapai 50 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia juga harus ditingkatkan.
Kapitalisasi pasar Indonesia mencapai angka Rp9.500 triliun atau 600 miliar dolar AS yang artinya 50 persen terhadap PDB Indonesia.
Artikel Terkait
Dukung Kebijakan Pemerintah, PTPN V Gunakan Kendaraan Listrik Untuk Operasional
118.883 Kendaraan Keluar Jakarta Melalui Gerbang Tol Cikampek Utama
Telan Rp37 Miliar di Tahun 2023, BPJN Lanjutkan Pembangunan MORR Tahap III
Sempat Disegel, Pabrik Sawit PT BSS Perbaiki Pengelolaan Limbah
Banjir Surut, Perjalanan Kereta Api Lintas Utara Jawa Normal Kembali
Serap Rp9, 74 Triliun, Investasi PMDN Kaltim Ditopang Sektor Industri Kimia dan Farmasi
Penghasilan Rp5 Juta Kena Pajak 5 Persen, Begini Simulasinya Menurut Sri Mulyani
Harga Saham BABP Tembus MA20, Siap Bullish?
Catatkan Rugi Bersih, Harga Saham BBKP Kok Melesat?
BPS: Inflasi RI Sepanjang Tahun 2022 Capai 5,51 Persen