SINAR HARAPAN - Penurunan cadangan persediaan minyak AS dan pemangkasan produksi oleh OPEC+ yang seharusnya mengerek naik harga minyak mentah ternyata tidak memengaruhi perubahan tren harga kedua acuan harga minyak yang masih tetap bearish.
Hal tersebut disebabkan isu resesi yang semakin merebak sehingga trader melakukan aksi risk-off yang dipicu ketakutan mengenai pengetatan kebijakan The Fed akan menyebabkan resesi ekonomi dan melumpuhkan permintaan energi.
Analis The Price Futures Group, Phil Flynn, juga mengatakan bahwa pasar masih bergerak dalam ketakutan bahwa Federal Reserve akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.
Baca Juga: Indonesia dan Denmark Targetkan Total Investasi US0 Juta Untuk Transisi Energi
Pagi ini, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari kehilangan US$2,68 atau sebesar 3,5 persen dan ditutup pada US$74,25 barel di New York Mercantile Exchange.
Dilansir dari Dow Jones Market, data penyelesaian kontrak bulan depan merupakan yang terendah sejak 23 Desember 2021.
Lalu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun US$3,33 atau 4,0 persen dan ditutup pada US$79,35 per barel di London ICE Futures Exchange, dan menjadi penyelesaian terendah sejak Januari.
Baca Juga: Badan Pangan: Stok Cadangan Beras Pemerintah Perlu Ditambah, Antisipasi Kondisi Darurat
Penurunan harga tersebut terjadi di tengah, laporan dari Asosiasi perdagangan industri minyak dan gas (migas) nasional AS atau American Petroleum Institute (API) tadi malam atau Selasa kemarin waktu setempat, bahwa terjadi penurunan 6,426 juta barel minyak mentah dalam persediaan AS pada pekan yang berakhir 2 Desember 2022.
Artikel Terkait
Bank BNI (BBNI) Kalahkan Singapura, AS, dan Belanda Dalam Ajang Devportal Award 2022
Indonesia Tambah Kontribusi Dana US$5 Juta Untuk Biayai Program AIS Forum
Penerimaan Pajak Capai Rp1.580 triliun, Lampaui Target 2022
Pemesanan Kamar Hotel di Yogyakarta Melonjak Jelang Akad Nikah Kaesang -Erina
Pemerintah Beri Keringanan Utang Kepada 2.109 Debitur Kecil Sepanjang 2022
Badai PHK Melanda Startup, Kenaikan Suku Bunga Jadi Salah Satu Penyebabnya
Badan Pangan: Stok Cadangan Beras Pemerintah Perlu Ditambah, Antisipasi Kondisi Darurat
Pemerintah Perkirakan Inflasi Tahunan Capai 5,5 Persen!
Indonesia dan Denmark Targetkan Total Investasi US$500 Juta Untuk Transisi Energi
Sah! Jasa Armada Indonesia (IPCM) Punya Dirut Baru