SINAR HARAPAN - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 7 Desember 2022, mengatakan stok CPP saat ini, khususnya beras, perlu ditambah sebagai instrumen stabilisasi gejolak harga dan untuk mengantisipasi kondisi darurat.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah akan menyiapkan 200 ribu ton beras komersial di luar negeri yang sewaktu-waktu dapat dibawa ke Indonesia. "Cadangan pangan ini harus ada dan tidak dikeluarkan secara bebas, hanya digunakan untuk beberapa kegiatan pemerintah," ujarnya.
Contohnya, untuk penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya. "Penggunaannya akan diawasi secara ketat, untuk memastikan tidak masuk ke pasar," jelas Arief.
Baca Juga: Badai PHK Melanda Startup, Kenaikan Suku Bunga Jadi Salah Satu Penyebabnya
Arief juga menegaskan beras tersebut tidak akan mengganggu beras petani karena hanya digunakan untuk kegiatan pengendalian harga dan pemenuhan pangan di tengah kondisi darurat.
“Pemerintah berpihak penuh kepada para petani lokal, sehingga keberadaan cadangan ini akan dijaga agar tidak merusak harga beras petani. Kita juga secara konsisten terus memantau dan menjaga harga penyerapan gabah atau beras lokal di tingkat petani tetap wajar. Misi kita mewujudkan petani sejahtera, pedagang untung, masyarakat tersenyum,” ujarnya.
Beras komersial ini merupakan persediaan akhir tahun sampai menunggu panen raya pada Februari-Maret 2023. "Kita siapkan pada Februari-Maret 2023 agar Bulog dapat menyerap saat panen raya tiba untuk men-top up stoknya kembali sampai dengan 1,2 juta ton. Hal ini diperlukan dalam rangka menjaga floor price di tingkat petani, dan berikutnya dikeluarkan pada saat produksi beras berkurang di akhir tahun," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Beri Keringanan Utang Kepada 2.109 Debitur Kecil Sepanjang 2022
Upaya pemenuhan Beras ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Dalam Sidang Kabinet, Selasa 6 Desember 2022 di Istana Negara, Presiden kembali mengingatkan agar semua waspada, sehingga kebutuhan beras harus betul-betul dihitung. Presiden juga meminta dalam pemenuhan kebutuhan beras ini kementerian dan lembaga terkait saling berkoordinasi dan berkolaborasi.
Artikel Terkait
Perluas Pasar Indonesia ke Eurasia, Mendag Luncurkan I-EAEU FTA
Laba Konsolidasi BUMN Tembus Rp155 Triliun
Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Telur, Minyak Goreng, dan Cabai Naik
Harga Saham TLKM Anjlok ke Harga Terendah Sejak Tahun Lalu, Ini Penyebabnya
Bank BNI (BBNI) Kalahkan Singapura, AS, dan Belanda Dalam Ajang Devportal Award 2022
Indonesia Tambah Kontribusi Dana US$5 Juta Untuk Biayai Program AIS Forum
Penerimaan Pajak Capai Rp1.580 triliun, Lampaui Target 2022
Pemesanan Kamar Hotel di Yogyakarta Melonjak Jelang Akad Nikah Kaesang -Erina
Pemerintah Beri Keringanan Utang Kepada 2.109 Debitur Kecil Sepanjang 2022
Badai PHK Melanda Startup, Kenaikan Suku Bunga Jadi Salah Satu Penyebabnya