SINAR HARAPAN - Imbal hasil (yield) obligasi AS memang sangat menggiurkan, baagaimana tidak, federal reserved kerap kali menaikan suku bunga acuan yang sekaligus menaikan yield obligasi AS hingga menyentuh angka tertingginya.
Namun jangan terlalu terlena, Bank of America (BofA) memperingatkan bahwa resesi ekonomi dapat memaksa Federal Reserve memperlambat pengetatan moneter pada tahun depan untuk merangsang ekonomi yang menyusut dan mengirimkan imbal hasil obligasi pemerintah lebih rendah.
BofA yakin ekonomi AS akan memasuki resesi sekitar pertengahan tahun depan, mendorong Fed untuk memangkas suku bunga pada akhir 2023 dan mengirim imbal hasil - yang bergerak terbalik dengan harga - lebih rendah melintasi kurva, kata Mark Cabana, kepala strategi suku bunga AS di BofA, dalam presentasi media pada Selasa November waktu saetempat.
Baca Juga: Gubernur BI: Indonesia Harus Waspadai Lima Potensi Risiko Global
Perlambatan yang diproyeksikan dalam kenaikan suku bunga juga akan meredam beberapa volatilitas yang melanda investor tahun ini, yang melihat penurunan tajam dalam harga saham dan obligasi, kata Cabana.
"The Fed kemungkinan akan menunjukkan tanda-tanda menjadi sukses dalam upaya mereka untuk mengendalikan inflasi dengan melunakkan pasar tenaga kerja," katanya. "Itu mungkin juga akan memungkinkan volatilitas dalam suku bunga dan lintas pasar untuk menekan sampai batas tertentu."
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin sepanjang tahun ini sebagai upaya untuk menurunkan inflasi tertinggi dalam beberapa dekade.
Baca Juga: Suami Puan Maharani Beraksi Lagi, Saham SINI dan MINA Kompak Melesat
Cabana memperkirakan bank sentral menaikkan suku bunga tiga kali lagi hingga mencapai suku bunga terminal 5,25 persen pada Maret. Pembuat kebijakan kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada Desember 2023, katanya.
Artikel Terkait
DJP Laporkan 52,9 juta NIK Telah Terintegrasi NPWP per November 2022
Jokowi Berikan Insentif Investor Produk Substitusi Impor
Dukung Reformasi Energi RI, Asian Development Bank (ADB) Setujui Pinjaman US$500
Harga CPO Melesat Dua Hari Berturut-turut, CPO Riau Hari Ini Ikut Naik
Anak Usaha Krakatau Steel (KRAS) Jual Lahan Rp500 Miliar ke APP Sinarmas
Jaga Pasokan Gas, PLN Gandeng Medco (MEDC), CNOOC dan INPEX
Suami Puan Maharani Beraksi Lagi, Saham SINI dan MINA Kompak Melesat
Jelang Penerapan Sanksi Barat Pada Minyak Rusia, China dan Rusia Makin Mesra
Resesi Semakin Nyata, Jokowi: Awal Tahun Depan Sudah Masuk Kepada Resesi Global
Gubernur BI: Indonesia Harus Waspadai Lima Potensi Risiko Global