SINAR HARAPAN - saham emiten properti Perdana Gapuraprima (GPRA) melesat 15,05 persen dan ditutup pada Rp107 pada akhir perdagangan Rabu 23 November 2022 setelah sebelumnya pada hari kemarin Selasa 22 November harga saham jatuh 1,06 persen sehingga menyentuh Rp93 yang telah menjadi area support sejak awal November ini.
Pada perdagangan hari ini, saham GPRA bahkan sempat menyentuh harga Rp118, harga tersebut berada 3 poin diatas area resistance-nya yakni Rp115. Namun, sayangnya tidak berlangsung lama dan kembali diperdagangkan di bawah area resistance tersebut.
Sebanyak 216,37 juta saham GPRA diperdagangkan pada hari ini dengan nilai mencapai Rp24,2 miliar, sepanjang perdagangan hari ini saham GPRA pun berpindah tangan sebanyak 16.181 kali.
Baca Juga: Didukung Pemerintah, Waskita Karya (WSKT) Siap Right Issue
GPRA adalah perusahaan pengembang properti yang memiliki portofolio proyek pengembangan kawasan hunian dan komersial untuk segmen pasar menengah ke atas. Kegiatan usaha Perusahaan saat ini lebih difokuskan pada pengembangan dan investasi bisnis properti.
Dilansir dari keterangan resmi perusahaan, GPRA telah mengalami transformasi menjadi sebuah perusahaan dengan proyek properti yang lebih beragam. Tidak hanya hunian landed house, namun juga mengembangkan proyek-proyek mixed use dan gedung-gedung bertingkat di dalam dan luar Jakarta.
Dalam dua dekade terakhir, GPRA telah menyelesaikan lebih dari 30 proyek properti. Portofolio properti meliputi perumahan, apartemen, perkantoran, mal, rekreasi dan perhotelan (serviced apartment).
Baca Juga: Harga CPO Malaysia Rebound, Harga TBS Sawit Riau Justru Turun
Perusahaan juga telah berhasil melalui dua kali krisis, yaitu pada tahun 1998 dan 2009. Pada awal tahun 2000-an, ketika pengembang properti lainnya masih terpuruk akibat krisis ekonomi 1998, GPRA terus mengembangkan berbagai produk properti untuk kalangan kelas menengah atas dengan membangun apartemen, perkantoran dan mal di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.***
Artikel Terkait
Perusahaan Skin Care Lokal Aceh Masuk Semifinal CAIEC di Singapura
OPEC Bantah Laporan Media Barat, Harga Minyak di Pasar Asia Merangkak Naik
WPIC Perkirakan Sektor Industri Otomotif Jadi Faktor Pendorong Defisit Logam Pada 2023
Harga Saham SCMA Balik Arah Setelah Penguatan Dua Hari Berturut-Turut
Indef: Pengawas Aset Kripto Perlu Diperjelas Dalam RUU P2SK
XL Axiata Sediakan Layanan Telepon dan SMS Gratis Bagi Korban Gempa Cianjur
Rilis Data Ekonomi Indonesia Buat Pasar Obligasi Nasional Makin Bergairah
Didukung Pemerintah, Waskita Karya (WSKT) Siap Right Issue
Harga CPO Malaysia Rebound, Harga TBS Sawit Riau Justru Turun
PDB Global Diproyeksikan Turun, Asia Jadi Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi