SINAR HARAPAN - Pasar obligasi Indonesia semakin bergairah, tercermin dari optimisme pasar pasca rilis data Ekonomi Indonesia sehingga berhasil meningkatkan minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) menjadi Rp30,32 triliun, angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan dengan lelalng sebelumnya yang hanya Rp22,99 triliun.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan pada Selasa kemarin, bahwa minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa ini meningkat menjadi Rp30,32 triliun dari Rp22,99 triliun pada lelang sebelumnya, seiring membaiknya optimisme pasar.
Menurut Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Deni Ridwan, peningkatan minat investor tersebut dipengaruhi oleh kondisi pasar yang akan membaik seiring dengan ekspektasi berkurangnya sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed.
Baca Juga: XL Axiata Sediakan Layanan Telepon dan SMS Gratis Bagi Korban Gempa Cianjur
Selain itu, sentimen positif dari pasar domestik juga turut mendukung optimisme pasar, rilis data Ekonomi Indonesia turut menunjukkan kenaikan surplus neraca perdagangan pada Oktober menjadi US$5,67 miliar dari US$4,99 miliar pada September.
Dengan mempertimbangkan proyeksi turunnya kebutuhan pembiayaan APBN 2022 melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan dinamika kondisi pasar keuangan terkini, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp15,2 triliun dari minat investor.
Seiring dengan kenaikan kepemilikan SBN oleh investor nonresiden di pasar sekunder, ia menyebutkan pada lelang Selasa ini investor nonresiden masih melanjutkan arus modal masuk yang naik signifikan sebesar 76,9 persen menjadi Rp6,4 triliun dari Rp3,62 triliun pada lelang sebelumnya.
Baca Juga: Indef: Pengawas Aset Kripto Perlu Diperjelas Dalam RUU P2SK
Jumlah penawaran masuk atau incoming bids dari investor non residen mayoritas pada seri SUN tenor 11 dan 21 tahun yaitu Rp4,21 triliun atau 65,79 persen dari total penawaran masuk investor asing dan dimenangkan sebesar Rp2,55 triliun atau 16,8 persen dari total penawaran yang dimenangkan alias awarded bids.
Seri SUN tenor 6 dan 11 tahun mendominasi permintaan investor pada lelang hari ini, dengan jumlah penawaran masuk dan penawaran yang dimenangkan masing-masing sebesar 62,91 persen dari total penawaran masuk dan 58,22 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Penawaran masuk terbesar tercatat pada tenor 11 tahun, yaitu Rp10,25 triliun atau 33,82 persen dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp4,05 triliun atau 26,64 persen dari total penawaran yang dimenangkan.
Baca Juga: Harga Saham SCMA Balik Arah Setelah Penguatan Dua Hari Berturut-Turut
Deni melanjutkan, biaya dana alias cost of fund untuk pemerintah pun menurun dibanding lelang sebelumnya, tercermin pada imbal hasil rata-rata tertimbang (Weighted Average Yield/WAY) yang dimenangkan turun sebesar 15 basis poin (bps) hingga 39 bps dibandingkan WAY pada lelang sebelumnya. Penurunan terbesar pada SUN tenor 11 tahun sebesar 39 bps.
Berdasarkan kalender penerbitan SBN 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 6 Desember 2022, yang juga merupakan lelang SBN terakhir pada 2022.***
Artikel Terkait
PT Bukit Asam (PTBA) Bantu Pembangunan Talud Senilai Rp106 Miliar
Dorong Ekspor Nasional, LPEI Bantu UMKM Perluas Pasar
Permudah Supir Ojol Punya Rumah, BP Tapera Akan Diskusi Dengan GOTO dan Grab
Perusahaan-Perusahaan Ini Kantongi Kontrak Dagang US$5,8 Juta Dari IC-CEPA
Perusahaan Skin Care Lokal Aceh Masuk Semifinal CAIEC di Singapura
OPEC Bantah Laporan Media Barat, Harga Minyak di Pasar Asia Merangkak Naik
WPIC Perkirakan Sektor Industri Otomotif Jadi Faktor Pendorong Defisit Logam Pada 2023
Harga Saham SCMA Balik Arah Setelah Penguatan Dua Hari Berturut-Turut
Indef: Pengawas Aset Kripto Perlu Diperjelas Dalam RUU P2SK
XL Axiata Sediakan Layanan Telepon dan SMS Gratis Bagi Korban Gempa Cianjur