Ilustrasi kurs melemah (dok)
SINAR HARAPAN--Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (18/11/2022). Pelemahan ini membawa rupiah menjadi mata uang dengan koreksi terdalam pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan pelemahan sebesar 0,14 persen atau 21,5 poin ke Rp15.684 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,19 persen ke 106,49. Di tengah pelemahan mata uang rupiah, mata uang di kawasan Asia juga turut terkoreksi.
Beberapa di antaranya adalah dolar Taiwan turun 0,12 persen, baht Thailand turun 0,10 persen, won Korea Selatan turun 0,08 persen, rupee India turun 0,08 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,02 persen,
Baca Juga: Kurs Rupiah Tetap Tertekan Paska Kenaikan Sukubunga Acuan BI
Waktu awal perdagangan tadi pagi, kurs rupiah melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp15.678 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.663 per dolar AS.
"dolar AS outlooknya menguat dipicu oleh pernyataan yang hawkish dari pejabat The Federal Reserve," kata analis Indonesia Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Pelaku pasar mempertimbangkan pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat The Fed. Presiden Fed St Louis James Bullard menunjukkan grafik yang menunjukkan bahwa bahkan asumsi dovish akan membutuhkan kebijakan suku bunga bank sentral untuk naik setidaknya 5 persen.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah Lagi ke Posisi Rp 15.743 per Dolar AS
Sementara itu, asumsi yang lebih ketat menyarankan suku bunga Fed atau Fed Fund Rate (FFR) akan naik di atas 7 persen.
Tingkat suku bunga acuan saat ini berada di kisaran 3,75-4 persen setelah serangkaian kenaikan suku bunga agresif.
Di sisi lain, pelaku pasar terlihat menjauhi aset-aset berisiko seiring memburuknya kasus penyebaran virus COVID-19 di Tiongkok setelah dilaporkan kenaikan kasus pada basis harian.
Sementara itu, ketegangan antara Rusia dengan Ukraina masih panas. Pelaku pasar mencemaskan ketegangan geopolitik antara kedua negara setelah perkembangan terbaru yang melibatkan Polandia .
Baca Juga: Kurs Rupiah Masih Lesu, Dolar AS Menguat
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina tidak bisa disalahkan atas serangan rudal yang menghantam Polandia, yang menewaskan dua orang.
NATO yakin bahwa Rusia yang bertanggung jawab, meskipun rudal tersebut kemungkinan besar berasal dari pertahanan Ukraina.
Pada Kamis (17/11) lalu, rupiah ditutup melemah 63 poin atau 0,4 persen ke posisi Rp15.663 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.600 per dolar AS.
Artikel Terkait
Surplus Neraca Dagang Semester I/2022 Capai US$24,89 miliar
BI: Neraca Pembayaran Kuartal II Surplus US$ 2,4 Miliar
Walau Melemah di Awal Hari Ini, Kurs Rupiah Masih Berpotensi Menguat
Indef: Posisi Cadangan Devisa Yang Terus Menurun Perlu Diwaspadai
BI: Neraca Transaksi Berjalan Triwulan III Surplus US$4,4 Miliar