SINAR HARAPAN - MIND ID, Holding Industri Tambang yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk (TINS) bersama dengan tujuh BUMN lain sepakat menginisiasi carbon market yang dibuktikan dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI).
LOI tersebut mencakup Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary carbon market (KBUMN VCM) dan terus berkomitmen untuk mewujudkan program dekarbonisasi serta melakukan reduksi emisi karbon.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu kemarin, mengatakan upaya mendukung program NZE dengan terobosan dalam mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional.
Baca Juga: Australia Sumbang Rp733,6 Miliar Untuk Dana Pandemi
Menurut Hendi, hal ini sejalan dengan tren dunia yang tengah bergerak ke arah penggunaan kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan, demi menjalankan program reduksi karbon.
Sepanjang tahun 2021-2022, Holding Industri Tambang ini telah mengimplementasikan program-program carbon reduction dan carbon offset yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 400 ribu ton C02e atau sebesar 28 persen dari target pengurangan emisi pada tahun 2030.
Pencapaian ini tidak lepas dari peran kinerja anggota MIND ID di antaranya ANTM tercatat berkontribusi reduksi karbon sebanyak 47 ribu ton CO2e dengan program unggulan reklamasi pasca tambang dan rehabilitasi aliran sungai.
Baca Juga: Kerja Sama BNBR dan Envision Berpotensi Bangun Net Zero Industrial Park Pertama di Indonesia
PTBA tercatat mengurangi 256 ribu ton CO2e, dengan program unggulan yang berdampak signifikan pada pengurangan karbon melalui Reklamasi dan Reforestasi.
Sementara, PT Inalum (Persero) menyumbang penurunan karbon sebesar 60 ribu ton CO2e, dengan melakukan pengurangan efek anoda pada pot optimization. Sedangkan, PT Timah Tbk menyumbang pengurangan sebanyak 87 ribu ton CO2e, dengan mengubah penggunaan HSD menjadi biofuel (B30) serta carbon offset.
“Kami seluruh Grup Holding Industri Pertambangan telah menyiapkan dan terus mendorong program dekarbonisasi untuk jangka menengah dan jangka panjang. Pendekatan yang digunakan adalah circular economy yang berlandaskan prinsip good mining practice,” jelas Hendi.
Baca Juga: Laba Bersih Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Naik 9,9 Persen
Dia berharap upaya tersebut dapat terus dimaksimalkan sehingga target NZE dapat terpenuhi pada tahun 2060.
Sekarang ini, pemerintah terus mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan penerapan prinsip ekonomi hijau atau dikenal dengan Green Economy. Topik ini menjadi salah satu agenda prioritas yang diangkat dalam Presidensi G20.***
Artikel Terkait
Setelah Kerja Sama Dengan Antam (ANTM), Kini CNGR Teken MoU Dengan BKPM
Pemerintah Gunakan 1.452 Unit Kendaraan Listrik Dalam Ajang G20
Harga Gas Alam Anjlok 13,75 Persen, Empat Negara Uni Eropa Ancam Blokir Solusi Krisis Energi
Inilah Daftar Negara Dengan Biaya Hidup Termurah, Indonesia Peringkat 1 Loh!
IHSG Sepekan Masih Bergairah, Asing Borong Saham ADRO, MDKA, ASII dan SMGR
Sah! PGAS dan BOTAS Turki Kerja Sama, Garap Apa Saja?
Kimia Farma (KAEF) Tanda Tangani Kerja Sama Strategis Dengan SRF dan INA
Laba Bersih Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Naik 9,9 Persen
Kerja Sama BNBR dan Envision Berpotensi Bangun Net Zero Industrial Park Pertama di Indonesia
Australia Sumbang Rp733,6 Miliar Untuk Dana Pandemi