SINAR HARAPAN - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan sejumlah sektor industri yang tumbuh menguat pada triwulan III 2022 seperti otomotif, mesin, dan perkapalan. Namun juga ada sektor industri yang negatif, seperti farmasi hingga furnitur.
"Dari semua sektor yang ada di manufaktur, ada tiga klaster, yang pertama klaster industri yang tumbuh menguat sebagai contoh industri alat angkutan, industri mesin, dan perlengkapan elektronika," kata Menteri Perindustrian dalam konferensi pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin kemarin.
Agus Gumiwang menjelaskan alasan melonjaknya pertumbuhan industri alat angkutan, mesin, dan perlengkapan elektronik dikarenakan ada kebijakan pemerintah yang mendorong penyerapan di dalam negeri. "Ketika kita meluncurkan program relaksasi PPNBM berdampak luar biasa terhadap market, terhadap serapan," kata Menperin.
Baca Juga: Saham Syariah Berkontribusi 50 Persen dari Transaksi Harian di BEI
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri alat angkutan tumbuh 10,26 persen secara year on year (YoY) dikarenakan peningkatan produksi mobil.
Pada klaster kedua, terdapat industri yang mengalami pertumbuhan yang melambat atau tak sesuai harapan. "Kita bisa melihat industri-industri seperti makanan minuman, tetap tumbuh tapi belum sesuai harapan kita. Karena ketika COVID-19, sektor makanan minuman tumbuh di atas rata-rata," katanya.
Dia menjelaskan melambatnya pertumbuhan industri makanan minuman dikarenakan tekanan ekonomi global dan melonjaknya harga bahan baku.
Baca Juga: BPS: Perekonomian Indonesia Tumbuh 5,72 Persen Pada Triwulan III 2022
Menperin juga menjelaskan klaster ketiga yaitu industri yang tumbuh negatif pada triwulan III 2022 yaitu kimia dan farmasi, bahan galian tambang non logam, dan furnitur.
Artikel Terkait
Ekspor Komoditas Nonmigas Capai Rp107,7 Triliun Melalui Pelabuhan Samarinda
Rupiah Menguat Awal Minggu Ini, Respons dari Rilis Data Tenaga Kerja AS
Cadangan Devisa RI Turun Jadi 130,2 miliar dolar AS Pada Oktober 2022
Bank BCA Masih Membuka Management Development Program (MDP) Sampai Akhir Tahun, Simak Persyaratannya!
Saham TINS Tembus Resistance Jelang Beroperasinya Smelter TSL Bulan Ini
BPS: Perekonomian Indonesia Tumbuh 5,72 Persen Pada Triwulan III 2022
Presidensi G20 Sumbang Perekonomian Domestik Sebesar Rp7,4 Triliun
Bank BNI (BBNI) Perkenalkan Diaspora Saving di London
Saham Syariah Berkontribusi 50 Persen dari Transaksi Harian di BEI
Fasilitasi Hobi Traveling Nasabah, Bank BNI (BBNI) dan Emirates Airlines Adakan Ajang Travel Fair 2022