Saham TINS Tembus Resistance Jelang Beroperasinya Smelter TSL Bulan Ini

- Senin, 7 November 2022 | 12:11 WIB
Saham TINS tembus resistance jelang beroperasinya Smelter TSL bulan ini. ((Dok. DreamsTime/dreamstime.com))
Saham TINS tembus resistance jelang beroperasinya Smelter TSL bulan ini. ((Dok. DreamsTime/dreamstime.com))

SINAR HARAPAN - Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) menguat 0,23 persen ke level 7.061,64 pada sesi I perdagangan hari ini Senin 7 November 2022 ditopang oleh penguatan 271 saham. Namun, 234 saham masih menjadi beban dan menghambat gerak laju IHSG.

saham TINS menjadi salah satu saham yang ikut menguat dan menopang IHSG dengan penguatan sebesar 4,41 persen ke harga Rp1.420, penguatan tersebut berhasil menembus Resistance Rp1.410. Sebagai tambahan informasi, area tersebut menjadi Resistance yang cukup kuat sejak akhir perdagangan 5 Oktober lalu.

Dengan penguatan tersebut, tren bullish pada saham TINS pun telah dikonfirmasi dikonfirmasi melalu persilangan MA5 dan MA21 pada Rp1.360, Price Earnings Ratio (PER) saham TINS pada siang hari ini pun menjadi 4,89 kali.

Baca Juga: Kembangkan Industri Timah, PT Timah (TINS) Bentuk Pengurus Daerah

Sejak awal bulan Oktober hingga hari kemarin, memang telah terjadi konsolidasi di antara area Rp1.290 dan Rp1.410, bullish engulfing pun sempat terjadi pada tanggal 20 Oktober di mana harga saham TINS menguat 7,31 persen.

Perlu diketahui, pada akhir November ini TINS siap mengoperasikan smelter pemurnian timah berteknologi Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace.

Dalam pembangunan smelter yang berlokasi di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat ini TINS menggandeng Outotec Australia yang berpusat di Finlandia sebagai provider teknologi.

Baca Juga: Saham SMSM Melesat 6,48 Persen Jelang Cum Date Dividen

Dengan adanya TSL Ausmelt Furnace, TINS mengharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Dari sisi pengoperasian, TSL Ausmelt Furnace dilakukan dengan proses otomasi dengan sistem kontrol. Untuk bahan bakar dan reduktor, TSL Ausmelt menggunakan batu bara jenis Sub-Bituminus yang cenderung lebih mudah didapatkan di Indonesia.

Waktu pengolahan juga lebih singkat, untuk satu batch pengolahan hanya membutuhkan waktu sekitar 10,5 jam sedangkan pada Reverberatory membutuhkan waktu 24 jam per batch.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: Idxchannel.com, Rti Business, Trading View

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X