SINAR HARAPAN - Direktur Utama PT Bank Permata Tbk (BNLI) Meliza M Rusli mengatakan BNLI mencatat laba bersih sebesar Rp2,2 triliun hingga kuartal III 2022 atau tumbuh 170 persen secara tahunan year on year.
Pertumbuhan laba ini dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan operasional dan bunga bersih masing-masing sebesar 14,4 persen (yoy) dan 12,1 persen (yoy).
Penyaluran kredit oleh PermataBank tumbuh 9,2 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp135,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 9,2 persen dan 19,1 persen.
Baca Juga: BBNI Berikan Fasilitas Intraday Senilai Rp1,8 Triliun Kepada KPEI
Sampai dengan kuartal III 2022 giro dan tabungan (CASA) tumbuh 10,6 persen yoy menjadi Rp95,8 triliun yang dikontribusikan oleh pertumbuhan giro sebesar 10,2 persen dan pertumbuhan tabungan sebesar 11,1 persen sehingga rasio CASA PermataBank meningkat dari 54 persen di Desember 2021 menjadi 59,3 persen.
Dengan kinerja yang baik tersebut, ternyata saham BNLI masih melemah 24,1 persen secara year-to-date. Sejak awal tahun ini harga saham BNLI menurun secara perlahan dan seringkali berakhir stagnan.
Secara historis, pada awal Januari 2022 harga saham BNLI berada pada harga Rp1.590 dan hingga hari ini harga tersebut masih jadi harga tertinggi saham BNLI di sepanjang tahun 2022 ini.
Baca Juga: ARB Lagi, Asing Lepas Saham UNVR Rp105 Miliar
Padahal, pada tanggal 9 Juli tahun 2021, saham BNLI pernah ditutup di harga Rp2.930.
Lalu, Pada perdagangan hari kemarin Senin kemarin saham BNLI terpantau naik tipis 0,43 persen dan ditutup pada harga Rp1.165.
Namun, terhitung sejak 13 Oktober 2022 saham BNLI terpantau stabil diperdagangkan di antara area support dan resistance yang masing-masing berada pada Rp1.100 dan Rp1.240.
Baca Juga: Menaker: UMP Akan Naik Tahun Depan
Perlu diketahui, dalam usahanya BNLI menjalankan prinsip kehati-hatian sehingga rasio NPL (non-performing loan) gross atau kredit macet di akhir September 2022 terjaga pada level 3,1 persen, membaik dibandingkan dengan posisi akhir September 2021 sebesar 3,3 persen.
Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 238 persen, atau meningkat dibandingkan pada Desember 2021 di posisi 227 persen maupun September 2021 sebesar 217 persen. Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.
Artikel Terkait
Jelang Rights Issue, Laba Bersih Waskita (WSKT) Naik 766,6 Persen
Manfaatkan Energi Terbarukan, Pos Indonesia Gunakan PLTS dan Migrasikan Kendaraan BBM Ke Kendaraan Listrik
TKDN Smartphone Redmi A1 Mencapai 40,3 Persen, Kemenperin Apresiasi Xiaomi
Pasca Kebakaran Mesin Kapal KM Abusamah, PT Pupuk Indonesia Pastikan Distribusi Pupuk Berjalan Normal
Inflasi Oktober 2022 Diperkirakan Capai 5,8 Persen Secara Tahunan
Aktivitas Manufaktur China Resmi Menyusut
Menaker: UMP Akan Naik Tahun Depan
ARB Lagi, Asing Lepas Saham UNVR Rp105 Miliar
Gunakan Skema KPBU AP, Kemenkeu Catat Nilai Investasi 25 Proyek Mencapai Rp156 Triliun
BBNI Berikan Fasilitas Intraday Senilai Rp1,8 Triliun Kepada KPEI