SINAR HARAPAN - saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) dalam sepekan hanya naik 3,72 persen secara point-to-point padahal laba bersih BRIS pada triwulan III-2022 meningkat 42 persen secara yoy (year-on-year)
Pada akhir perdagangan pekan ini, saham BRIS terpantau menguat 1,09 persen ke harga Rp1.395, sebanyak 15,41 juta saham BRIS diperdagangkan dengan nilai mencapat Rp21,73 miliar.
Dengan harga tersebut, harga saham BRIS di atas rerata harga 5 hari yang berada pada Rp1.390 dan tepat berada pada rerata harga 21 pada Rp1.395.
Baca Juga: ICMI Berharap Iklim Investasi Tetap Stabil Jelang Pemilu
Terhitung dalam sembilan hari perdagangan terhitung sejak 18 Oktober hingga 28 Oktober rata rata volume transaksi saham BRIS hanya sekitar 11,7 juta lembar saham, dengan bobot transaksi terbesar pada harga Rp1.355.
Selanjutnya, terhitung sejak 17 Oktober, saham BRIS diperdagangkan pada area resistance Rp1.595 dan support Rp1.265. Hingga saat ini arah tren masih belum bisa dikonfirmasi.
Kinerja BRIS pun cukup baik, BRIS berhasill mencatatkan peningkatan laba bersih pada triwulan III-2022 sebesar 42 persen secara year-on-year menjadi Rp3,21 triliun.
Baca Juga: Catat! Enam Titik Jalan Tol Jakarta-Cikampek Diperbaiki Jasa Marga Hari ini
Dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja BRIS Triwulan III 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis kemarin, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kinerja perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid.
Hery menjelaskan kinerja BSI tak terlepas dari pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp245,18 triliun atau tumbuh 11,86 persen (yoy), didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK.
Kinerja solid BSI juga didukung oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35 persen menjadi Rp199,82 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen.
Baca Juga: Pemerintah Kantongi Rp159,12 Miliar dari Aset Kripto, Aspakrindo Turut Genjot Penerimaan Pajak
"Capaian ini juga didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat, yang tercermin dari rasio pembiayaan macet alias Non Performing Financing (NPF) neto yang sangat terjaga, yaitu hanya sebesar 0,59 persen," ucap dia.
Pencapaian kinerja yang solid, lanjut dia, juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan, sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53 persen (yoy) menjadi Rp280 triliun.
Rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) pun tumbuh sebesar 17,44 persen, dengan efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF) yang turun menjadi 1,56 persen.***
Artikel Terkait
Dihajar Habis-Habisan Oleh Rusia, Proyeksi Ekonomi Ukraina Menyusut 32 Persen
Saham META Terjun Bebas
BPOM: Produk Unilever Yang Ditarik Dari Pasar di AS Tidak Diimpor Masuk Indonesia
Menkeu: Masih Ada Dana APBN Rp 1.200 Triliun Untuk Dibelanjakan Tahun Ini
Menkeu: Ekonomi Tumbuh 5.4% pada Kuartal III Tahun Ini
Erick Thohir: Setelah Sehat, Garuda Gabung ke InJourney
Modal Asing Masuk Rp3,2 Triliun Dalam Sepekan
Pemerintah Kantongi Rp159,12 Miliar dari Aset Kripto, Aspakrindo Turut Genjot Penerimaan Pajak
ICMI Berharap Iklim Investasi Tetap Stabil Jelang Pemilu
Catat! Enam Titik Jalan Tol Jakarta-Cikampek Diperbaiki Jasa Marga Hari ini