Ilustrasi (dok/ekonomikaya.blogspot.com)
SINAR HARAPAN--Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis perekonomian Indonesia pada triwulan III-2022 akan tumbuh lebih tinggi dari triwulan II-2022 yang sebesar 5,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Kuartal ketiga ini kami harapkan momentum pemulihan ekonomi masih akan kuat," ungkap Sri Mulyani dalam Seminar Strategi Capai ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan ekonomi Indonesia belakangan ini kian tumbuh semakin baik, dimana dalam tiga triwulan berturut berhasil tumbuh di atas 5 persen (yoy).
Baca Juga: Menko Airlangga Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Mencapai 5,2 Persen
Pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut dimulai dari triwulan IV-2021 yang meningkat sebesar 5,02 persen (yoy), kemudian sebesar 5,01 persen (yoy) pada triwulan I-2022, serta sebesar 5,44 persen (yoy) di triwulan II-2022.
Di triwulan ketiga tahun ini, Sri Mulyani pun melihat perekonomian domestik masih terus pulih, bahkan di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sebesar 30 persen pada awal September 2022.
"Meski BBM naik, dimana-mana masih macet dan permintaan konsumen serta keyakinannya pun masih sangat kuat," ucap dia.
Baca Juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi di G20
Maka dari itu, dirinya menilai kondisi tersebut menggambarkan ekonomi Indonesia masih bullish, meski untuk membuat harga komoditas di dalam negeri stabil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi peredam kejut atau shock absorber.
Berkat APBN, masyarakat tidak merasakan guncangan yang besar di global lantaran guncangan tersebut diserap oleh kas negara dengan biaya yang sangat besar.
Artikel Terkait
Gubernur BI Koreksi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022
Pertengahan Juli, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022
Pertumbuhan Ekonomi Kuarta II 5,44% Secara Tahunan, 3,73% Per Kuartal
Ekonom: Pemerintah Waspadai Dampak Harga BBM Pada Pertumbuhan Ekonomi
Bappenas: Kalau Pertumbuhan Dibawah 6% Terus, Kita Akan Mengalami Middle Income Trap