SINAR HARAPAN - Rudal-rudal Rusia yang menggempur fasilitas energi dan perumahan Ukraina berimbas pada pemadaman di beberapa daerah serta menghancurkan sebuah blok apartemen. Penghancuran tersebut telah berhasil memukul perekonomian Ukraina.
Kondisi tersebut diperburuk oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia milik Ukraina yang kini telah dikuasai Rusia.
Serangkaian kejadian tersebut membuat Bank Sentral Ukraina memproyeksikan Ekonomi Ukraina akan menyusut hampir 32 persen tahun ini dan inflasi tahunan akan meningkat menjadi 30 persen, sebagian besar karena kerusakan yang dilakukan oleh invasi Rusia.
Baca Juga: Ekonom BEI Ungkap Alasan Indonesia Tidak Akan Masuk Jurang Resesi 2023
Dengan asumsi risiko keamanan menurun dan permintaan meningkat, produk domestik bruto akan tumbuh sekitar 4,0 persen hingga 5,0 persen per tahun pada tahun 2023 dan 2024, kata bank dalam laporan inflasi triwulanannya.
"Kemerosotan ekonomi tahun ini telah didorong oleh permintaan domestik yang lebih rendah, logistik yang terganggu, dan kerugian besar tenaga kerja dan potensi produksi yang disebabkan oleh perang," katanya
Hal tersebut berpotensi mengerek tingkat pengangguran mencapai 30 persen tahun ini.
Baca Juga: Air Asia Ride Mulai Buka di Bali Dengan Skema Gaji Tetap Untuk Pengemudi Taksi Online
"Kebijakan fiskal sangat akomodatif dan akan tetap seperti itu hingga akhir 2024. Ini akan mendukung ekonomi selama perang dan, ditambah dengan berkurangnya risiko keamanan, berkontribusi pada pemulihan ekonomi."
Inflasi saat ini hampir 25 persen akan turun menjadi 21 persen tahun depan dan turun di bawah 10 persen pada 2024.
Pembiayaan internasional akan tetap menjadi sumber utama untuk menutupi defisit anggaran, yang akan menyempit secara bertahap menjadi 12 persen dari PDB pada 2024, turun dari 25 persen dari PDB pada 2022, katanya.
Baca Juga: PTBA Cetak Laba Bersih Rp10 Triliun, Target Ekspor Batu Bara Dikerek 40 Persen Hingga Akhir Tahun
Risiko utama dari ramalan tersebut adalah bahwa perang dapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Di bawah skenario alternatif, yang mengasumsikan risiko keamanan akan berlangsung hingga pertengahan 2024, pertumbuhan PDB hanya akan menjadi 2,0 persen hingga 3,0 persen per tahun pada 2023 dan 2024.***
Artikel Terkait
Bank KB Bukopin (BBKP) Siap Right Issue 120 Miliar Saham
Harga Minyak Naik Hampir 3 Persen, Cek Sentimen Penggeraknya
PGAS Raih Penghargaan Rating Commitment CCC
Harga Emas Dunia dan Emas Antam Kompak Naik, Yield Obligasi AS Turun
Terjerat Kasus Pinjaman Online (Pinjol)? Simak Langkah Berikut Ini Untuk Mengatasinya
Perkuat Pengembangan EBT, Erick Thohir Rencanakan Konsolidasi BUMN Bidang Geothermal
Media Massa dan Pers Berperan Penting Dalam Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia
PTBA Cetak Laba Bersih Rp10 Triliun, Target Ekspor Batu Bara Dikerek 40 Persen Hingga Akhir Tahun
Air Asia Ride Mulai Buka di Bali Dengan Skema Gaji Tetap Untuk Pengemudi Taksi Online
Ekonom BEI Ungkap Alasan Indonesia Tidak Akan Masuk Jurang Resesi 2023