SINAR HARAPAN - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Tanzania mempelajari pengembangan industri kulit dari Indonesia pada pelatihan penyamakan kulit yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI).
“Indonesia menjadi pivotal partner atau sebagai pihak yang membagikan pengetahuan dan keahlian di bidang industri kulit melalui Politeknik ATK Yogyakarta,” tutur Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri BPSDMI Kemenperin Restu Yuni Widayati lewat keterangannya di Jakarta, Rabu kemarin.
Sedangkan, Tanzania selaku beneficiary partner atau menjadi pihak yang mempelajari pengetahuan dan keahlian dari pivotal partner, dengan target pelatihan sesuai kebutuhan dan prioritas industri kulit di negara tersebut.
Baca Juga: Saham SIDO Masuki Tren Bullish Seiring Rilis Laporan Keuangan Kuartal III 2022
“Kerja sama ini juga didukung oleh Jerman selaku facilitating partner yang membantu menghubungkan kedua negara dan mendukung penyelenggaraan kegiatan,” papar Restu.
Kerja sama tiga negara antara Indonesia, Tanzania, dan Jerman, ini telah direncanakan, diimplementasikan, dan dievaluasi oleh Program South-South Triangular Cooperation (SSTC) Technical and Vocational Educational Training (TVET).
“Adapun tujuan dari kerja sama tiga negara ini adalah transfer pengetahuan dan keahlian terkait industri kulit agar sumber daya manusia industri kulit Tanzania lebih kompeten,” imbuhnya.
Baca Juga: Riset: Suplai Hunian Seken Melonjak Pada September 2022
Tanzania merupakan negara kedua di Afrika yang memiliki populasi hewan ternak terbanyak setelah Etiopia. Karena itu industri kulit memiliki potensi besar di negara itu, namun SDM kompeten masih menjadi tantangan tersendiri.
“Ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas produk kulit di Tanzania. Pelatihan ini merupakan hal yang penting untuk membantu menghadapi tantangan SDM industri kulit kami," ujar Staf Kementerian Industri dan Perdagangan Tanzania Lugano Wilson.
Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Maria Renata Hutagalung turut melihat potensi industri kulit di Tanzania.
Baca Juga: Ikut Dorong Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Indonesia, PUPR Gandeng Bank Dunia
"Menurut laporan FAO pada 2020, aktivitas peternakan berkontribusi 7,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Tanzania. Banyaknya hewan ternak dan tersedianya SDM yang memadai dapat menjadi keuntungan bagi Tanzania untuk memenuhi permintaan kulit dan produk kulit secara domestik, nasional, dan internasional,” katanya
Pelatihan pendahuluan fokus pada penyamakan kulit yang dilakukan secara daring. Untuk mendapatkan kompetensi menyeluruh, akan diadakan pelatihan luring untuk enam peserta dari Tanzania di Politeknik ATK Yogyakarta.
Artikel Terkait
Bank Mandiri Sumbang APBN Rp517 Triliun, Saham BMRI Masih Betah di Atas Rp10.000
Tingginya Angka Investasi Jadi Sinyal Ekonomi Indonesia Terus Membaik
Sektor Industri Manufaktur Indonesia Catatkan Kenaikan Realisasi Investasi 54 Persen
Sempat Menunda IPO, BUMN PT ASDP Indonesia Ferry Garap Proyek Harbour City
Produk Shampo Unilever Ditarik Karena Berpotensi Sebabkan Kanker, Begini Nasib Saham UNVR dan ULVR
Harga Emas Hari Ini Naik Terdorong Serangkaian Data Ekonomi AS
Universitas Indonesia, BRIS, dan KNEKS Fasilitasi Serifikat Halal Gratis, Simak Persyaratannya!
Ikut Dorong Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Indonesia, PUPR Gandeng Bank Dunia
Saham SIDO Masuki Tren Bullish Seiring Rilis Laporan Keuangan Kuartal III 2022
Riset: Suplai Hunian Seken Melonjak Pada September 2022