Tingginya Angka Investasi Jadi Sinyal Ekonomi Indonesia Terus Membaik

- Rabu, 26 Oktober 2022 | 09:32 WIB
Tingginya angka investasi jadi sinyal ekonomi Indonesia terus membaik. (Pixabay)
Tingginya angka investasi jadi sinyal ekonomi Indonesia terus membaik. (Pixabay)

SINAR HARAPAN - Angka investasi yang tinggi khususnya di sektor pembangunan pada triwulan II memberikan sinyal bahwa pada triwulan III-2022 ekonomi Indonesia diperkirakan terus membaik.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam keterangan resminya di Mataram pada hari Selasa kemarin.

"Hal itu juga ditopang dengan peningkatan konsumsi swasta dan investasi nonbangunan, kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah kenaikan inflasi," kata Destry Damayanti.

Baca Juga: Bank Mandiri Sumbang APBN Rp517 Triliun, Saham BMRI Masih Betah di Atas Rp10.000

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu dalam rangka agenda kunjungan kerja Komisi XI DPR RI Masa Persidangan I/Tahun Sidang 2022-2023 ke NTB, bersama Wakil Ketua Komisi XI DPR RI sekaligus Ketua Tim Kunjungan Kerja DPR RI di NTB, Dr Achmad Hatari, dan sebanyak 13 anggota Komisi XI DPR RI.

Adapun tujuan dari kunjungan tersebut adalah melakukan dengar pendapat terkait kondisi terkini dari masing-masing institusi dan menerima umpan balik ataupun aspirasi yang perlu dieskalasi atau disampaikan kepada Komisi XI DPR RI.

Lebih lanjut, Destry mengatakan Indonesia masih memiliki potensi dan peluang yang dapat dilihat dari transaksi e-commerce dan transaksi mobile banking yang terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Baru Dibuka! Rekrutmen Pegawai BI Jalur Tenaga Kerja PKWT

Bank Indonesia akan terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dari sisi sistem pembayaran, baik melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ataupun BI-Fast.

Bank Indonesia juga telah melakukan penguatan operasi moneter dengan menaikkan suku bunga di angka 50 basis point (bps).

“Jadi, kita memang menghadapi masa yang tidak mudah, tapi kita tidak pesimis karena potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Yang dibutuhkan sekarang adalah sinergi kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan sektor keuangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya.

Baca Juga: Surat Berharga Negara (SBN) Makin Digemari, Pemerintah Serap Dana Rp13,02 triliun

Dalam kesempatan itu, Destry juga menyampaikan bahwa dari pandangan Bank Indonesia ekonomi global masih perlu diwaspadai, namun tetap optimis.

Ia menyebutkan terdapat beberapa permasalahan utama yang memicu hadirnya resesi global, di antaranya adalah ketegangan geopolitik dan proteksi perdagangan yang semakin diperparah dengan gelombang panas di beberapa kawasan dan berimplikasi kepada risiko resesi di beberapa negara.

Halaman:

Editor: Yuanita SH

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Suku Bunga The Fed Naik, Suku Bunga BI Apa Kabar?

Sabtu, 25 Maret 2023 | 08:27 WIB
X