SINAR HARAPAN - Harga minyak melemah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa 25 Oktober.
Harga minyak tertekan oleh data yang menunjukkan permintaan dari China tetap lesu pada September. Meskipun begitu, pelemahan lanjutan masih dapat tertahan oleh data aktivitas bisnis AS yang melemah sehingga mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga lebih agresif.
Berdasarkan laporan Senin 24 Oktober 2022, impor minyak mentah China pada September hanya sebesar 9,7 juta barel per hari, angka tersebut turun 2% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Penurunan ini disebabkan oleh penyulingan independen curbed throughput di tengah margin tipis dan permintaan yang lesu.
Baca Juga: Surat Berharga Negara (SBN) Makin Digemari, Pemerintah Serap Dana Rp13,02 triliun
Permintaan bahan bakar China terhantam oleh pembatasan drastis COVID-19 di Beijing yang menghambat aktivitas perjalanan dan manufaktur.
Kilang milik negara sebagian besar telah beroperasi kembali setelah sebelumnya sempat dihentikan dan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan rencana. Sementara itu, kilang independen yang menjadi tumpuan seperlima dari impor minyak mentah China, masih terus menahan produksi.
Minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen atau 0,26 persen ditutup pada US$93,26 per barel, harga tersebut masih berada di antara level support dan resistance yang masing-masing berada pada US$84,06 dan US$97,92.
Baca Juga: Laba Terus Tumbuh, Saham BBNI Breakout Resistance
Meskipun begitu, harga Brent masih diatas rerata harga 5 hari dan 21 hari yang berada pada US$92,32 dan US$91,46. Sebelumnya pada tanggal 19 dan 20 Oktober harga Brent hampir mengkonfirmasi tren Bearish rerara harga saat itu pun turun ke angka US$91,73 namun hal tersebut terselamatkan oleh adanya peningkatan aksi beli.
Dilanjutkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) yang juga merosot 47 sen atau 0,55 persen, menjadi menetap di US$84,58 per barel, pelemahan harga WTI memperpanjang penurunan dari pekan lalu sekitar 0,7 persen.
Kedua harga acuan telah turun sekitar dua dolar AS per barel di awal sesi.***
Artikel Terkait
Perusahaan Pemilik SPBU BP AKR Cetak Laba Bersih Rp1,56 Triliun
Survei: Generasi Milenial dan Gen Z Lebih Memilih Paylater Ketimbang Kartu Kredit
Percepat Inklusi Keuangan, Bank Mandiri (BMRI) Luncurkan Mandiri Agen
Saham GOTO Turun ke Bawah Area Support Jelang Berakhirnya Periode Lock Up
Laba Terus Tumbuh, Saham BBNI Breakout Resistance
Pemerintah Anggarkan Rp612 Triliun Demi Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Surat Berharga Negara (SBN) Makin Digemari, Pemerintah Serap Dana Rp13,02 triliun
UMKM Siapkan 200 Perhiasan dan Aksesoris Untuk Puncak Pertemuan G20 Bali
UMKM Sukses Transaksikan Ratusan Juta Rupiah Per Hari Pada Bazar Hari Santri Nasional
Harga Emas Dunia Turun, Emas Antam Hari ini Jadi Rp943.000 Per Gram