SINAR HARAPAN - Presidensi G20 Indonesia yang rangkaian kegiatannya sudah digelar sejak 1 Desember 2021 dan akan mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 di Bali pada 15-16 November 2022, jadikan transisi energi salah satu agenda penting G20 kali ini.
Bahkan, sebagai bentuk keseriusannya akan transisi energi, Presidensi G20 Indonesia melalui forum transisi energi G20 atau The Energy Transitions Working Group (ETWG) telah berlangsung sebanyak 3 kali untuk membahas mengenai transisi energi.
Mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang mudah, Lead Co-Chairs T20 Indonesia, Bambang Brodjonegoro, mengatakan G20 harus memberi perhatian dan membahas transisi energi di negara berkembang karena terdapat proses yang mahal, berat, dan banyak pengorbanan.
Baca Juga: Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Bukukan Transaksi USD 13,2 Juta
Namun, kehadiran raksasa Jepang Sumitomo Corporation dan raksasa Energi Indonesia Medco yang berkolaborasi dengan PLN untuk mendorong pengembangan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT), memberikan optimisme akan keberhasilan Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih di masa mendatang.
Diketahui sebelumnya, kerja sama Sumitomo Corporation dengan PLN telah diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU), kerja sama tersebut bertujuan untuk menghasilkan studi pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT.
Dari kerja sama tersebut, banyak keuntungan yang nantinya PLN akan dapatkan, seperti meningkatkan efisiensi operasi sistem ketenaga listrikan, menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP), mempercepat program dedieselisasi, meningkatkan penetrasi energi terbarukan dan mengurangi beban belanja modal pada pembangunan infrasgtruktur ketenagalistrikan.
Baca Juga: Hallway Kosambi, Hidden Gem di Pasar Tradisional Bandung Yang Jadi Ruang Kreatif Milenial
Selanjutnya, kerja sama Medco Energi (MEDC) dengan PLN mencakup pemanfaatan well-head gas to power (WHGTP) untuk pembangkit.
Hal tersebut selaras dengan komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu menurunkan emisi karbon mencapai 29 persen pada 2030 melalui optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan.
Di samping itu, beberapa aksi nyata ini dilakukan dengan menyediakan motor listrik, shelter, dan mitra pengemudi driver oleh Electrum dalam upaya mendukung penyelenggaraan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Presidensi G20 Indonesia melalui perusahaan itu menyediakan 50 sepeda motor listrik, 11 shelter pick up, dan 150 mitra pengemudi atau driver.
Selain itu, delegasi studi ekskursi ETWG G20 turut diajak mengunjungi desa berbasis EBT di Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali agar melihat langsung tempat pengelolaan sampah dengan pola reduce, reuse, dan recycle (TPS3R) serta eco-village dan agrikultur berbasis EBT.
Artikel Terkait
Aset Kripto Semakin Digemari, Negara Ikut Untung, Kok Bisa?
Sebelum Ajukan Kredit, Ketahui Dulu BI Checking dan Cara Mengeceknya
Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Erick Thohir Singgung Kimia Farma (KAEF)
Bidik Gen Z dan Milenial, Bank BNI (BBNI) Gandeng American Express Luncurkan BNI American Express Vibe
Kementerian PUPR Bangun Hunian Pekerja Konstruksi IKN
Kemenpora RI Berikan Bantuan Dana Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Simak Persyaratannya!
Hallway Kosambi, Hidden Gem di Pasar Tradisional Bandung Yang Jadi Ruang Kreatif Milenial
Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Bukukan Transaksi USD 13,2 Juta
Takut Saldo Rekening Hilang Akibat Kartu ATM Kena Skimming? Simak Tips Terhindar dari Skimming Berikut
FSC: Getah Pinus Perhutani Raih Sertifikat Ekolabel Pertama Indonesia