SINAR HARAPAN - Pertama kalinya dalam empat tahun, ekspor minyak mentah dari Amerika Serikat ke Prancis telah menunjukan angka nol atau tidak ada sama sekali.
Dilansir dari data pelacakan kapal tanker Vortexa (Vortexa Tanker Tracking Data) pada Jumat 21 Oktober 2022, berdasarkan laporan tersebut tidak ada minyak mentah AS yang dikirim melalui Atlantik ke Prancis sejak awal Oktober. Rute yang biasanya menuju Prancis menjadi dirutekan ulang ke Denmark dan Italia.
Pekerja kilang di Prancis tengah melakukan aksi mogok kerja, aksi itu telah dimulai lebih dari tiga minggu lalu. Para pekerja kilang menuntut upah yang lebih besar untuk menkompensasi inflasi yang berlebihan di Prancis.
Baca Juga: Kurs Rupiah Terus Tertekan, Sudah Mendekati Rp 16.000 Per 1 Dolar AS
Sebagian besar serikat pekerja yang terlibat dalam aksi industri akhirnya mencapai kesepakatan dengan Exxon dan TotalEnergies, tetapi satu serikat pekerja masih terus melakukan pemogokan.
Aksi tersebut menjadi alasan utama bagi AS untuk tidak mengirimkan ekpor minyak mentahnya ke negara tersebut, AS menginginkan minyak mentah yang dikirimnya segera memasuki proses pengolahan hingga blending agar dapat langsung dimanfaatkan.
Dengan aksi pemogokan tersebut, tentu akan menghambat proses pengolahan minyak mentah di negara Prancis, sehingga AS memutuskan untuk mengirimkan minyak mentahnya ke negara lain.
Baca Juga: 7 Ide Bisnis Menarik yang Cocok Pada Musim Hujan
Tidak hanya sektor migas, aksi mogok yang berimbas pada kekurangan bahan bakar yang parah di seluruh Prancis pun telah meluas ke sektor lain, termasuk energi nuklir, di mana para pekerja pada bagian maintenance dan pekerja kereta api yang sangat vital bagi distribusi komoditas energi juga menyerukan pemogokan.
Laporan terbaru dari serikat pekerja CGT mengatakan bahwa pekerja di dua lokasi milik TotalEnergies telah mengakhiri pemogokan mereka. Kabar baik tersebut dianggap sebagai tanda berakhirnya kelangkaan dan dimulainya kembali aliran minyak AS ke negara tersebut.
Namun, Exxon mengatakan bahwa memulai kembali kilangnya di Prancis setelah aksi pemogokan akan memakan waktu antara dua dan tiga minggu.
Baca Juga: Harga Saham Anjlok, AMOR Bagi-Bagi Dividen
Pemogokan itu telah menutup sekitar 70 persen kapasitas penyulingan Prancis dan menyebabkan kekurangan bahan bakar di berbagai bagian negara.
Saat ini Pemerintah Prancis melakukan penjatahan bahan bakar dinegara tersebut, pengemudi hanya diizinkan mengisi tangki mereka jika tangki mereka benar-benar kosong dan dengan jumlah bensin yang terbatas.***
Artikel Terkait
Bank BCA (BBCA) Salurkan Kredit Rp172,7 Triliun
Gubernur BI Perkirakan Puncak Tertinggi Suku Bunga Acuan The Fed
Saham BBCA Melesat, Mampukah Tembus Resistance?
Dengan Strategi Komunikasi Baru, BPJS Ketenagakerjaan Optimis Capai 70 Juta Peserta Aktif
Suku Bunga BI Naik, DP Kredit Kendaraan dan Properti Masih 0 Persen
Indeks Dolar dan Penjualan Rumah Merosot, Harga Emas Terkerek Naik
Krisis Energi Uni Eropa Makin Parah, Perdebatan Antar Negara Semakin Panas
7 Ide Bisnis Menarik yang Cocok Pada Musim Hujan
Kurs Rupiah Terus Tertekan, Sudah Mendekati Rp 16.000 Per 1 Dolar AS
Harga Saham Anjlok, AMOR Bagi-Bagi Dividen