SINAR HARAPAN - Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva, memberikan pujian karena Indonesia dianggap berhasil menjaga stabilitas ekonomi di tengah krisis global yang sedang melanda saat ini.
Pujian Georgieva tersebut pun disampaikan kembali oleh Presiden Jokowi pada pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-37 Tahun 2022, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu kemarin.
Jokowi mengatakan bahwa Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengapresiasi ekonomi di Tanah Air dengan menyebut Indonesia sebagai “titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia."
Baca Juga: IHSG Menguat, Ini Saham Yang Paling Banyak Dibeli dan Dijual Asing
“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina Georgieva, Managing Director IMF. ‘Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia’. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” kata Jokowi dalam pembukaan acara tersebut
Pencapaian ekonomi yang dimaksudkan Presiden Jokowi adalah realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia pada kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen (year on year/yoy). Indonesia mencapai pertumbuhan itu di tengah resesi dunia.
“Kita termasuk negara yang memiliki growth pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” ujar Jokowi.
Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Dicurigai Akibat Obat Sirup, Begini Nasib Saham KLBF, SIDO, KAEF dan SOHO
Laju inflasi juga masih terkendali pada kuartal II di 4,9 persen dan Agustus 2022 sebesar 4,6 persen. Namun, Jokowi mengakui bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan inflasi September 2022 meningkat menjadi 5,9 persen.
Jokowi menambahkan, meskipun terjadi peningkatan, inflasi Indonesia hingga September 2022 masih terkendali.
“Tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan growth kita dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara lain,” ujar Jokowi.
Baca Juga: Bappebti: Indonesia Bisa Jadi Acuan Harga CPO Dunia
Jokowi menyerukan semua pihak tetap optimistis dengan kondisi ekonomi saat ini meskipun berbagai lembaga keuangan internasional menyampaikan proyeksi penurunan ekonomi pada tahun ini dan 2023.
Lembaga-lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit, tahun depan akan gelap, silakan negara-negara lain. Negara kita harus tetap optimis, tetapi memang harus waspada harus hati-hati karena badainya itu sulit dihitung.***
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Tagih Komitmen Investasi Ciputra Development (CTRA) Pada Proyek IKN
Luhut Ungkapkan Hilirisasi Nikel Bisa Dongkrak PDB US$3,5 Triliun
Jual Central Park Rp4,53 Triliun, Saham APLN Melesat 19,47 Persen
Lelang SBSN, Pemerintah Raup Dana Rp1,89 Triliun
Sah! Bank Tabungan Negara (BBTN) Rights Issue 4,6 Miliar Saham, Kinerja Masih Cukup Baik
Harga Minyak Merosot Dipengaruhi Sentimen Negatif dari AS dan China
Grup Salim Kurangi Porsi Kepemilikan Saham Indomaret (DNET)
Gagal Ginjal Akut Dicurigai Akibat Obat Sirup, Begini Nasib Saham KLBF, SIDO, KAEF dan SOHO
Bappebti: Indonesia Bisa Jadi Acuan Harga CPO Dunia
IHSG Menguat, Ini Saham Yang Paling Banyak Dibeli dan Dijual Asing