Harga Minyak Merosot Dipengaruhi Sentimen Negatif dari AS dan China

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 10:54 WIB
Harga minyak merosot dipengaruhi sentimen negatif dari AS dan China. (Image by Dr StClaire from Pixabay )
Harga minyak merosot dipengaruhi sentimen negatif dari AS dan China. (Image by Dr StClaire from Pixabay )

SINAR HARAPAN - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan pagi hari ini Rabu 19 Oktober 2022. Turunnya harga minyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah AS yang diprediksi akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Tidak hanya itu, kekhawatiran perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar China yang melandai menjadi sentimen pemberat gerak laju harga minyak mentah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak November jatuh US$3,39 atau 3,97 persen menjadi menetap di US$82,07 per barel.

Baca Juga: Sah! Bank Tabungan Negara (BBTN) Rights Issue 4,6 Miliar Saham, Kinerja Masih Cukup Baik

Dilanjutkan, minyak mentah berjangka jenis Brent turun US$1,59 dolar AS atau 1,74 persen ditutup pada US$90,03 per barel.

Secara teknikal, sebetulnya kedua acuan harga minyak tersebut cenderung stabil, pasalnya kedua acuan diperdagangkan di antara area support dan resistance yang masing-masing berada pada US$76,25 dan US$93,65 untuk WTI, lalu US$84,06 dan US$97,92 untuk Brent.

Jatuhnya harga minyak kali ini terjadi setelah laporan bahwa pemerintah AS akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) sebelum pemilihan kongres bulan depan.

Baca Juga: Jual Central Park Rp4,53 Triliun, Saham APLN Melesat 19,47 Persen

Pemerintahan Joe Biden sedang bergerak menuju pelepasan setidaknya 10 juta hingga 15 juta barel minyak dari cadangan darurat negara itu dalam upaya untuk menjaga harga bensin agar tidak naik lebih jauh.

Di sisi lain, China, importir minyak mentah utama dunia, menunda tanpa batas waktu rilis indikator ekonomi yang semula dijadwalkan akan diterbitkan pada hari Selasa kemarin, menunjukkan kepada pasar bahwa permintaan bahan bakar secara signifikan melandai di wilayah tersebut.

Seperti diketahui, China selalu memberikan laporan yang optimis mengenai ekonomi negerinya maka ketika China memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonominya hal tersebut dianggap sebagai hal yang buruk.

Baca Juga: Lelang SBSN, Pemerintah Raup Dana Rp1,89 Triliun

Saat ini, para investor dan trader perlu mencermati data persediaan bahan bakar AS dari Badan Informasi Energi AS (EIA) yang akan merilis laporan persediaan minyak mingguan AS pada Rabu waktu setempat.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: Trading View, Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sempat Hampir Breakout, Saham VAST Balik Arah

Selasa, 21 Maret 2023 | 17:21 WIB
X