SINAR HARAPAN - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan pagi hari ini Rabu 19 Oktober 2022. Turunnya harga minyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah AS yang diprediksi akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).
Tidak hanya itu, kekhawatiran perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar China yang melandai menjadi sentimen pemberat gerak laju harga minyak mentah.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak November jatuh US$3,39 atau 3,97 persen menjadi menetap di US$82,07 per barel.
Baca Juga: Sah! Bank Tabungan Negara (BBTN) Rights Issue 4,6 Miliar Saham, Kinerja Masih Cukup Baik
Dilanjutkan, minyak mentah berjangka jenis Brent turun US$1,59 dolar AS atau 1,74 persen ditutup pada US$90,03 per barel.
Secara teknikal, sebetulnya kedua acuan harga minyak tersebut cenderung stabil, pasalnya kedua acuan diperdagangkan di antara area support dan resistance yang masing-masing berada pada US$76,25 dan US$93,65 untuk WTI, lalu US$84,06 dan US$97,92 untuk Brent.
Jatuhnya harga minyak kali ini terjadi setelah laporan bahwa pemerintah AS akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) sebelum pemilihan kongres bulan depan.
Baca Juga: Jual Central Park Rp4,53 Triliun, Saham APLN Melesat 19,47 Persen
Pemerintahan Joe Biden sedang bergerak menuju pelepasan setidaknya 10 juta hingga 15 juta barel minyak dari cadangan darurat negara itu dalam upaya untuk menjaga harga bensin agar tidak naik lebih jauh.
Di sisi lain, China, importir minyak mentah utama dunia, menunda tanpa batas waktu rilis indikator ekonomi yang semula dijadwalkan akan diterbitkan pada hari Selasa kemarin, menunjukkan kepada pasar bahwa permintaan bahan bakar secara signifikan melandai di wilayah tersebut.
Seperti diketahui, China selalu memberikan laporan yang optimis mengenai ekonomi negerinya maka ketika China memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonominya hal tersebut dianggap sebagai hal yang buruk.
Baca Juga: Lelang SBSN, Pemerintah Raup Dana Rp1,89 Triliun
Saat ini, para investor dan trader perlu mencermati data persediaan bahan bakar AS dari Badan Informasi Energi AS (EIA) yang akan merilis laporan persediaan minyak mingguan AS pada Rabu waktu setempat.***
Artikel Terkait
Agung Podomoro Land (APLN) Jual 85 Persen Saham Central Park, Siapa Pembelinya?
Inilah Cara Mudah Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Lewat Aplikasi Signal
Jangan Lewatkan Wirausaha Muda Mandiri 2022, Daftarkan Usaha Anda Sekarang!
Dukung Usaha Lokal, Tokopedia Kawal Merek Lokal Fashion dan Kecantikan Tampil di Berbagai Ajang Dunia
PTBA dan SMGR Kerja Sama Genjot Energi Baru Terbarukan
Presiden Jokowi Tagih Komitmen Investasi Ciputra Development (CTRA) Pada Proyek IKN
Luhut Ungkapkan Hilirisasi Nikel Bisa Dongkrak PDB US$3,5 Triliun
Jual Central Park Rp4,53 Triliun, Saham APLN Melesat 19,47 Persen
Lelang SBSN, Pemerintah Raup Dana Rp1,89 Triliun
Sah! Bank Tabungan Negara (BBTN) Rights Issue 4,6 Miliar Saham, Kinerja Masih Cukup Baik