SINAR HARAPAN - Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC), menekan para raksasa energi, yakni Sinopec, PetroChina, dan CNOOC, untuk berhenti menjual kembali LNG ke wilayah Eropa dan memastikan pasokan gas China tercukupi untuk musim dingin tahun ini.
Pada hari Senin kemarin, pihak berwenang China mengatakan mereka akan sangat meningkatkan kapasitas pasokan energi domestik dan kapasitas cadangan untuk komoditas utama, mengulangi kebijakan untuk memastikan pasokan dan menstabilkan harga bahan baku.
Hal tersebut tentu menjadi pukulan yang teramat berat bagi Eropa. Bagaimana tidak, selama beberapa bulan terakhir demi memenuhi kebutuhan energinya, Eropa sangat bergantung pada China.
Baca Juga: Harga Emas Naik Dipicu Indeks Dolar dan Laporan The Fed New York
Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, para raksasa energi China telah menjual kelebihan persediaan komoditas energi mereka ke Eropa dan para importir LNG pun ikut menuai keuntungan besar dari penjualan tersebut.
Langkah tersebut dilakukan para importir karena permintaan yang lesu di China setelah pemerintah China memutuskan lockdown Covid di seluruh kota yang bermbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor manufaktur.
Di bawah tekanan NDRC raksasa energi China sekarang bergerak untuk memenuhi keamanan energinya sendiri untuk musim dingin ini. Imbas dari hal tersebut pasokan LNG Eropa dapat berkurang tepat menjelang musim dingin.
Baca Juga: Tak Hanya Saham HYBE Entertainment, Wamil BTS Juga Bisa Berdampak Pada Perekonomian Korea Selatan
Di sisi lain, berdasarkan data Infrastruktur Gas Eropa pada 16 Oktober, cadangan gas alam seluruh Eropa masih pada level 92%.
Cadangan gas yang hanya tinggal 8 persen menuju penuh tersebut lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya dan sedikit meredakan kekhawatiran pasokan untuk saat ini.***
Artikel Terkait
Neraca Perdagangan September Surplus US$4,99 Miliar, Sektor Non-Migas Jadi Penopang
Modal Asing Masuk Rp2,4 Triliun, Cek Saham Yang Paling Banyak Dibeli dan Dijual Asing
Ekspor Batu Bara RI Naik 68 Persen Saat Harga Batu Bara Sentuh Rekor Tertinggi
Kemendag: Harga Referensi CPO Periode 16-31 Oktober 2022 Mengalami Penurunan
Pemerintah Ajak Korea Selatan Kembangkan MRT Jakarta
Harga Emas Naik Dipicu Indeks Dolar dan Laporan The Fed New York
Wamenkeu Gunakan Rp747 triliun dari APBN dan APBD, Untuk Apa?
Suspensi Saham ETWA Dicabut, Hari Ini Mulai Diperdagangkan Kembali
Tak Hanya Saham HYBE Entertainment, Wamil BTS Juga Bisa Berdampak Pada Perekonomian Korea Selatan
Bank Indonesia (BI) Buka Rekrutmen SDM Melalui Jalur Pro Hire, Simak Cara Daftarnya!