SINAR HARAPAN - Saham PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) bergerak dalam perdagangan dan distribusi Biodiesel Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan bahan kimia lainnya kembali ke bursa setelah sebelumnya sempat terkena suspensi.
Pembukaan kembali suspensi perdagangan saham ETWA secara efektif berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa 18 Oktober 2022.
Sebelumnya, BEI mengumumkan bahwa perdagangan saham ETWA dalam Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi). Adapun perdagangan saham ETWA sempat dihentikan dengan tujuan cooling down setelah terjadi lonjakan harga yang tidak biasa dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Harga Emas Naik Dipicu Indeks Dolar dan Laporan The Fed New York
Berdasarkan data BEI, dalam sepekan terakhir sebelum suspensi, pergerakan saham emiten yang bergerak dalam perdagangan dan distribusi Biodiesel Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dan bahan kimia lainnya ini terus menguat dengan naik 31,31%.
Tidak hanya itu, pada penutupan perdagangan Senin 10 Oktober, saham ETWA ditutup naik 9,24% di level 260. Sedangkan dalam 5 tahun terakhir, saham ETWA naik 319,35%.
Sebelumnya, pada Jumat 7 Oktober 2022, saham ETWA juga terkena suspensi dengan alasan yang sama.
Baca Juga: Pemerintah Ajak Korea Selatan Kembangkan MRT Jakarta
Sedangkan kinerja keuangan ETWA hingga Juni 2022 mencatatkan lonjakan pendapatan perseroan dari Rp340,7 juta menjadi Rp32,13 miliar. Meski demikian rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik dari Rp 28,05 miliar menjadi Rp 60,42 miliar.***
Artikel Terkait
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Jadi Tinggal Rp6.148 Triliun
IHSG Melemah, Saham BBRI Berbalik Arah
Transformasi BUMN Mencapai 80 Persen, Pendapatan Usaha Tembus Rp2.292,5 Triliun
Neraca Perdagangan September Surplus US$4,99 Miliar, Sektor Non-Migas Jadi Penopang
Modal Asing Masuk Rp2,4 Triliun, Cek Saham Yang Paling Banyak Dibeli dan Dijual Asing
Ekspor Batu Bara RI Naik 68 Persen Saat Harga Batu Bara Sentuh Rekor Tertinggi
Kemendag: Harga Referensi CPO Periode 16-31 Oktober 2022 Mengalami Penurunan
Pemerintah Ajak Korea Selatan Kembangkan MRT Jakarta
Harga Emas Naik Dipicu Indeks Dolar dan Laporan The Fed New York
Wamenkeu Gunakan Rp747 triliun dari APBN dan APBD, Untuk Apa?