• Rabu, 27 September 2023

Ekspor Batu Bara RI Naik 68 Persen Saat Harga Batu Bara Sentuh Rekor Tertinggi

- Selasa, 18 Oktober 2022 | 07:18 WIB
aktivitas tambang batu bara/ (gesuri.id)
aktivitas tambang batu bara/ (gesuri.id)

SINAR HARAPAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara Indonesia ke kawasan Uni Eropa mengalami peningkatan sebesar 68 persen pada September 2022 dibandingkan pada bulan Agustus 2022. Peningkatan ekspor tersebut bersamaan dengan naikknya harga batu bara yangmenyentuh rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan September.

Bukan untung kecil, harga rerata batu bara Newcastle sepanjang bulan September berada pada kisaran US$437,71 per ton. Bahkan, pada awal September harga batu bara mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dengan ditutup di US$463,75 per ton.

Kenaikan harga batu bara pada bulan September dipicu oleh ancaman krisis energi yang melanda Eropa akibat perang Rusia dan Ukraina, menambah kekhawatiran minimnya persediaan energi jelang musim dingin.

Baca Juga: Bukan NordStream, Kali Ini Gangguan Drone Jadi Pemantik Harga Gas Alam

Berdasarkan data BPS, peningkatan ekspor batu bara yang signifikan terlihat pada ekspor ke salah satu negara Uni Eropa, yakni Polandia. Ekspor batu bara Indonesia ke Polandia tercatat mencapai US$63,36 juta pada September 2022 atau melesat 95,47 persen dibandingkan Agustus 2022.

Selain itu, tercatat adanya ekspor batu bara ke Belanda yang nilainya mencapai US$55,85 juta. Padahal pada Agustus 2022, tercatat tidak ada ekspor batu bara ke negeri kincir angin tersebut.

Meskipun begitu, ekspor ke Italia mengalami penurunan 4,31 persen atau senilai US$42,47 persen.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Jadi Tinggal Rp6.148 Triliun

Di kawasan Asia, ekspor batu bara ke Tiongkok mengalami peningkatan sebesar 41,19 persen atau mencapai US$949,08 juta.

Namun, ekspor ke Jepang, India, dan Filipina mengalami penurunan. Masing-masing penurunannya sebesar 3,86 persen atau menjadi US$693,95 juta untuk ekspor ke Jepang, India turun 33,47 persen menjadi US$565,46 juta, dan Filipina turun sebesar 19,72 persen atau menjadi US$434,43 persen.***

Editor: Yuanita SH

Sumber: BPS, Trading View, bisnis.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Saham Bursa Karbon Jadi Incaran, Apa Saja?

Selasa, 26 September 2023 | 13:58 WIB

Logistik Pertama Untuk Ajang MotoGP Tiba di Mandalika

Minggu, 24 September 2023 | 21:04 WIB

Optimalkan Operasional Tambang, SMGR Gunakan QMCC

Minggu, 24 September 2023 | 15:46 WIB
X