SINAR HARAPAN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kemarin Senin 17 Oktober 2022 ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,24 persen ke level 6.831,11 seiring dengan masuknya modal asing dan mencatatkan netbuy sebesar 2,4 triliun (all market).
Investor asing mencatatkan netbuy terbanyak pada saham BBNI sehingga BBNI berhasil memimpin jajaran saham yang mencatatkan netbuy asing terbesar pada perdagangan kemarin. Asing mencatatkan netbuy mencapai Rp42,9 miliar pada saham BBNI, sebanyak 23 juta lembar saham BBNI diperdagangkan dengan nilai mencapai Rp196 miliar.
Selain saham BBNI, asing juga mencatatkan netbuy pada saham GOTO sebesar Rp37,7 miliar, saham ARTO Rp26,3 miliar, dan PGAS Rp23,4 miliar.
Baca Juga: IPO Blibli Incar Dana Rp8,17 Triliun, Ternyata Utangnya Juga Fantastis
Saham BBRI menjadi pemimpin jajaran saham yang paling banyak dijual asing pada perdagangan hari kemarin. Total netsell asing pada saham BBRI dalam sepekan sebesar Rp191,7 miliar, sebanyak 145,5 juta lembar saham BBRI diperdagangkan dengan nilai sebesar Rp625 miliar.
Asing juga melakukan aksi jual pada saham ASII sebesar Rp154,2 miliar, lalu saham TLKM sebesar Rp74 miliar, dan BBCA 55,3 miliar.
Masuknya arus modal asing diperkirakan dipicu oleh laporan positif dari Goldman Sachs pada tadi malam yang mencatatkan kenaikan pada kinerja keuangan sebesar 2,24 persen. hal tersebut merefleksikan bahwa kinerja sektor perbankan investasi dan perdagangan masih cukup baik untuk saat ini.***
Artikel Terkait
Temui Kolega di AS, Sri Mulyani Bahas Agenda Penting Indonesia
Bukalapak Masuk 50 Besar Perusahaan Pengubah Dunia, Saham BUKA Ternyata Masih Murah
Ada Angin Segar Bagi Investor Saham Waskita Beton Precast (WSBP), Apa Itu?
Bisnis SPBU Catatkan Pertumbuhan Signifikan, Tertarik? Simak Persyaratannya!
Bukan NordStream, Kali Ini Gangguan Drone Jadi Pemantik Harga Gas Alam
IPO Blibli Incar Dana Rp8,17 Triliun, Ternyata Utangnya Juga Fantastis
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Jadi Tinggal Rp6.148 Triliun
IHSG Melemah, Saham BBRI Berbalik Arah
Transformasi BUMN Mencapai 80 Persen, Pendapatan Usaha Tembus Rp2.292,5 Triliun
Neraca Perdagangan September Surplus US$4,99 Miliar, Sektor Non-Migas Jadi Penopang